Pada beberapa keadaan proses peradangan
sejak permulaan dapat terganggu, yaitu pada stadium eksudatif. Seluruh proses
peradangan bergantung pada sirkulasi yang utuh ke daerah yang terkena. Jadi,
jika ada defisiensi suplai darah ke daerah, hasilnya dapat berupa proses
peradangan yang sangat lambat, infeksi yang menetap, dan penyembuhan yang
jelek. Syarat lain agar peradangan eksudatif efisien adalah suplai leukosit
yang bebas dalam darah yang beredar.
Penderita yang sum-sum tulangnya sudah
rusak atau tertekan, seperti oleh penyakit keganasan atau sebagai akibat dari
reaksi yang merugikan terhadap obat-obat, tidak mampu menghasilkan eksudat
selular dengan fungsi yang normal dan sebagai akibatnya mudah terkena infeksi berat.
Lebih jarang fungsi leukosit dapat terganggu,walaupun jumlahnya normal
(misalnya, kemotaksis abnormal, fagositosis abnormal, atau pembunuhan
intraselular dan pencernaan abnormal), dan dengan cara yang serupa penderita
mudah terkena infeksi yang agresif. Karena fungsi leukosit dibantu oleh
antibody tertentu, maka pada penderita imuno defisiensi reaksi peradangan
kurang efektif. Akhirnya, dalam dosis yang cukup tinggi obat-obat tertentu
mampu untuk menghalangi aspek esensial respon peradangan.
Banyak
factor dapat mempengaruhi penyembuhan luka atau daerah cedera atau peradangan
jaringan lain. Proses penyembuhan, yang demikian bergantung pada poliferasi sel
dan aktivitas sintetik,khususnya sensitive terhadap defisiensi suplai darah
local (dengan disertai gangguan pengiriman bahan baku), dan juga peka terhadap
keadaan gizi penderita. Pada penderita yang jelas kekurangan gizi luka tidak
menyembuh secara optimal. Penyembuhan luka juga dihambat oleh adanya benda
asing atau jaringan nekrotik dalam luka, oleh adanya infeksi luka,
dan imobilisaisi yang tidak sempurna dan pendekatan tepi luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar