Jumat, 10 Mei 2013

Skala Yaumil Mimi


PERKEMBANGAN MENTAL
GERAKAN-GERAKAN KASAR & HALUS, EMOSI, SOSIAL, PERILAKU, BICARA 

1.      Perkembangan anak balita
a. Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjut¬nya yakni prasekolah, sekolah, akil balik dan remaja
b.      Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:
1) kesehatan & gizi yang baik daripada ibu hamil, bayi dan anak prasekolah
2) stimulasi/rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas
c.       Keluarga dan KIA-KB mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental sosial anak balita 

2.      Dari lahir sampai 3 bulan:
a. Belajar mengangkat kepala 
b.      Belajar mengikuti obyek dengan matanya
c.       Melihat kemuka orang dengan tersenyum 
d.      Bereaksi terhadap suara/bunyi 
e.       Mengenal ibunya dengan penglih&tan, penciuman, pende¬ngaran, dan kontak. 
f.       Menahan barang yang dipegangnya 
g.      Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

3.      Dari 3 sampai 6 bulan:
a. mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada de¬ngan bertopang tangan 
b.      mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jang• kauannya atau diluar jangkauannya
c.       menaruh benda-benda di mulutnya 
d.      berusaha memperluas lapangan pandangan 
e.       tertawa den menjerit karena gembira bila diajak bermain - mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

4.      Dari 6 – 9 bulan
a. dapat duduk tanpa dibantu 
b.      dapat tengkurep iian berbalik sendiri 
c.       dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang 
d.      memindahkan benda dad satu tangan ke tangan yang lain 
e.       memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk 
f.       bergembira dengan melempar benda-benda 
g.      mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti 
h.      mengenal muka anggota-anggota keluraga dan takut kepada orang asing/lain 
i.        mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan,dan sem¬bunyi-sembunyian 
5.      Dari 9 -12 bulan
a. dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
b. dapat berjalan dengan dituntun menirukan suara
c. mengulang bunyi yang didengarnya
d. belajar menyatakan satu atau dua kata mengerti perintah sederhana atau larangan
e. memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi se¬kitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda¬benda ke mulutnya
f. berpartisipasi dalam permainan 

6.      Dari 18-24 bulan
a. naik turun tangga
b. menyusun 6 kotak menunjuk mata dan hidungnya menyusun dua kata
c. belajar makan sendiri
d. menggambar garis di kertas atau pasir
e. mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/kencing
f. menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
g. memperlihatkan minat kepada anak lain dan bertnain-main dengan mereka 

7.      Dari 2 sampai 3 tahun:
a.  belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
b. jembatan dengan 3 kotak
c. mampu menyusun kalimat
d. mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata¬kata yang ditujukan kepadanya
e. menggambar lingkaran
f. bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
g. berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
h. menyusun 2 atau 3 kotak
i. dapat mengatakan 5-10 kata
j. memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing 

8.      Dari 3 sampai 4 tahun:
a. berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga berjalan pada jari kaki
b. belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri menggambar garis silang
c. menggambar orang hanya kepala dan badan mengenal 2 atau 3 warna
d. bicara dengan baik
e. menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya banyak bertanya
f. bertanya bagaimana anak dilahirkan
g. mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang mendengarkan cerita-cerita
h. bermain dengan anak lain
i. menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
j. dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana 

Dari 4 sampai 5 tahun:
a. melompat dan menari
b. menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan - menggambar segi empat dan segi tiga
c. pandai bicara
d. dapat menghitung jari-jarinya
e. dapat menyebut hari-had dalam seminggu
f. mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita - minat kepada kata baru dan artinya
g. memprotes bila dilarang apa yang diingininya - mengenat 4 wama
h. memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil
i. menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

Jumat, 12 April 2013

Macam - Macam Reflek Pada Bayi



Bayi  memilki reflek saat lahir yang membantunya untuk  menyusuaikan diri hidup diluar rahim. Salah satu yang terpenting adalah reflek menghisap. Ketika bibir tersentuh, bayi akan langsung melakukan gerakan menghisap menyentuh mulut-mulut langit bayi. Semakin mengintensifkan reflek hisapan . Jika ibu menyentuh  pipi bayi ,dia  akan menghadap ke arah itu dan  membuka mulutnya untuk menghisap itu disebut reflek dasar. Reflek menghisap dan dasar bekerjasama menyentuh bayi menyusui pada ibunya sejak lahir. Refleks menarik lain disebut reflek moro atau  reflek kejut. Jika bayi tiba-tiba mendengar suara keras atau dianggkat dengan kasar, dia akan terkejut dan mengayunkan kedua tanganya dengan cepat kemungkinan akan terjai reflek mnggenggam. Bayi akan langsung menyambar dan menggenggam dengan erat benda seperti jari atau benda serupa kekuatan genggaman BBL luar biasa kuat. Selain reflek ini masih banyak lagi reflek lainnya. Seperti macam-macam reflek dibawah ini

Refleks Bayi Baru Lahir 
1.      Refleks Moro
Jika bayi dikagetkan oleh suara keras, gerakan mendadak atau seperti memeluk bila ada  rangsangan, cahaya atau posisi secara mendadak, seluruhtubuhnya bereaksi dengan gerakan kaget , yaitu gerakan mengayunkan/merentangkan lengan dan kaki seolah ia akan meraih sesuatu dan menariknya dengan cepat  ke arah dada dengan posisi tubuh meringkuk seperti berpegangan dengan erat, mendorong kepala ke belakang, membuka mata, dan mungkin menangis. Terjadi pada usia 1-2 minggu dan akan menghilang ketika berusia 6 bulan

2.      Reflek Rooting
Jika seseorang mengusapkan sesuatu di pipi bayi, ia akan memutar kepala ke arah benda itu dan membuka mulutnya. Refleks ini terus berlangsung selama bayi menyusu. Refleks mengisap (sucking)

3.      Refleks Swallowing
Muncul ketika benda-benda yang dimasukkan kedalam mulut, seperti puting susu ibu dan bayi akan berusaha menghisap lalu menelan. Proses menelan ini yang disebut reflek swallowing. Reflek ini tidak akan hilang

4.      Reflek Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.

5.      Reflek Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.

6.      Reflek Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat

7.      Refleks tonic neck
Ketika kedua tangan bayi diankat, bayi akan berusaha mengankat kepalanya Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek initerus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan  mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonickneck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi untuk  mencapai gerak sadar.

8.      Refleks tonic Labyrinthine / labirin
Pada  posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkat tungkai bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat,   kemudian jatuh. Reflek ini akan hilang pada usia 6 bulan

9.      Refleks palmar grasping
Bayi baru lahir menggenggam/merenggut jari ibu jika ibu menyentuh telapak tangannya. Genggaman tangan ini sangat kuat hingga ia bisa menopang seluruh berat badan jika ibu mengangkatnya dengan satu jari tergenggam dalam setiap tangannya. Gerakan refleks ini juga terdapat ditelapak kaki yang melengkung saat di sentuh. Gerakan refleks ini hilangs etelah beberapa bulan. Ia harus belajar menggenggam dengan sengaja.Menurun setelah 10 hari dan biasanya menghilang setelah 1 bulan.Untuk gerakan kaki berlanjut hingga 8 bulan

10.  Refleks Crawling 
Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, iamembentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya

11.  Refleks Stepping (berjalan dan melangkah)
Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu/orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan hilang dan berbeda dengan gerakan berjalan normal, yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya.Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan

12.  Reflex Babinski
Jari-jari mencengkram/hiperekstensi ketika bagan bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan

13.  Refleks blinking
Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutupatau dia akan mengerjapkan matanya

14.  Refleks yawning
Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanya kemudian disertai dengan tangisan

15.  Reflek Plantar 
Reflek ini juga disebut  reflek plantar grasp, muncul sejak lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapat diperiksa dengan  menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari -jarikakinya akan melekuk secara erat 

16.  Reflek Swimming 
Reflek ini ditunjukkan  pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang.Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Reflek  ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayiakan mulai mengayuh dan  menendang seperti berenang, namun meletakkan bayi di air sangat berisiko. Bayi akan menelan banyak air pada saat itu

17.  Reflek Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan. bayi merespon dengan mendorongnya keluar. harus menghilang pada usia 4 bulan

18.  Reflek Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam

19.  Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis

20.  Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak ke arah sisi yang terstimulasi

21.  Reflek batuk dan bersin :
reflek ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan

22.  Reflek leher asimetrik tonik
Caranya :  baringkan sekecil , lalu miringkan kekiri misalnya .
reaksi : tangan kiri bayi akan merentang lurus keluar dan tangan kanannya akan menekuk kearah kepala atau muka

23.  Reflek mempertahankan diri (breathing reflek)
menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang
fungsi : menyediakan O2 dan membuang O2

Kamis, 11 April 2013

Dengue Hemorragic Fever


Keperawatan Anak pada Dengue Haemoragic Fever ( DHF )

1.      Pengertian

DHF adalah suatu  infeksi  arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).


2.      Etiologi

Penyakit Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam group arboviruses (virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk asthropod).

Penyakit demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamik Aedes Aegypti yang banyak ditemukan dan hampir selalu menggigit di dalam rumah pada waktu siang hari (Sumarmo, 1998).


3.      Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler buktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan perdarahan hebat.

4.      Klasifikasi

WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :
a.    Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
b.    Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
c.    Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 ® 120/100 ® 120/110 ® 90/70 ® 80/70 ® 80/0 ® 0/0 )
d.   Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung ³ 140x/mnt ) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

5.      Manifestasi Klinis
Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dangejala lain adalah :
a.       Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.
b.      Asites
c.       Cairan dalam rongga pleura ( kanan )
d.      Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.
6.      Pemeriksaan penunjang
a.         Trombositopeni ( £ 100.000/mm3)
b.         Hb dan PCV meningkat ( ³ 20% )
c.         Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )
d.        Isolasi virus
e.         Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder
f.          Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.

7.      Pelaksanaan

Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue :
a.       Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang ) atau kejang-kejang.
b.      Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif / negatif, kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.
c.       Panas disertai perdarahan
d.      Panas disertai renjatan.

Belum atau tanpa renjatan:
              i.      Grade I dan II :
a.       Oral ad libitum atau
b.      Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya.
Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-banyaknya dan sesering mungkin.
Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :
·         100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg
·         75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg
·         60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg
·         50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg
·         Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.

Dengan Renjatan ;
            ii.      Grade III
a.       Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam
Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut :
·         100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg
·         75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.
·         60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.
·         50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.

b.      Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan  tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan.

c.       Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau lainnya ) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam.