Rabu, 16 Mei 2012

Trik Menghafal Cepat

Roger Wolcott Sperry adalah seorang neuropsikolog yang menemukan bahwa akal manusia terdiri atas 2 bagian. Ia menemukan bahwa otak terbagi menjadi 2 bagian sisi yaitu sisi kiri dan sisi kanan.Otak sisi kiri lebih cenderung memiliki kemampuan analisis,logis, urutan, objek rasional.

Otak sisi kanan lebih cenderung memiliki kemampunya intuitif, subjektif, holistik (secara menyeluruh) dan sintesis. Dengan kata lain otak kanan inilah yang membantu seseorang cenderung lebih kreatif ketimbang orang yang dominan memiliki kemampuan otak kiri.

Berdasarkan sifat, otak kiri cenderung bersifat short term memory (ingatan jangka pendek) dan otak kanan bersifat long term memory (ingatan jangka panjang)
Teknik Menghapal Cepat :
1.       Memory Sport
Otak manusia sama seperti otot. Apabila tidak berolahraga, maka otot akan semakin lemah. Tapi jika semakin giat diolahragakan, maka otot akan semakin kuat. Begitu juga halnya dengan otak. Otak akan semakin lemah bila tidak "diolahragakan" dan akan semakin kuat bila "diolahragakan". Maka untuk itu kita perlu "mengolahragakan" otak kita.

Salah satu cara untuk mengolahragakan otak kita adalah dengan cara memory sport. Salah satu cara yang paling gampang adalah sering-seringlah mengisi teka teki. Secara tidak langsung otak anda akan berlatih mengingat dan mengolah kata-kata

2.       Relation Sistem
Merupakan salah satu teknik untuk mengingat informasi dengan cara menghubungkan informasi yang satudengan lainnya secara aksi. Relation sistem ini seringkali dipakai untuk menghapal suatu kalimat yang berpasangan seperti vocabulary, nama negara dan ibu kotanya, nama sungai dan provinsinya, dan lainnya.

Contoh:

Kucing menabrak ember
Doni makan rujak

Menabrak dan makan adalah relation sistem aksi. Aksi tersebut adalah sebagai kalimat utama pemicu untuk menarik dan memperjelas informasi yang ada didepannya sehingga informasi yang ada didepannya tidak lupa.

3.       Story Sistem
Adalah teknik untuk dapat mengingat sebuah informasi dengan cara menghubungkan informasi yang satudengan lainnya menjadi sebuah cerita

Contoh:

Terdapat beberapa kata yaitu burung - baju - awan - coca cola - gunung - kelinci - pistol - buaya - pohon - kawah

Cara menghafal dengan story sistem ini adalah dengan membayangkannya :
Burung memakai baju, terbang ke awan minum coca cola, terbang lagi ke gunung dan bertemu kelinci yang membawa pistol untuk menembak buaya yang tidur dibawah pohon di dekat kawah.

4.       Mnemonic
Adalah cara menghapal yang bersifat abstrak. Yaitu dengan cara mengubah kata abstrak menjadi benda nyata yang bisa dibayangkan.

Mnemonic dibagi menjadi 2 tipe sistem, yaitu:
1.       Sistem gambaran.
Teknik menghapal informasi yang abstrak dengan cara menggambarkan kata abstrak tersebut menjadi sesuatu yang nyata.

Contoh:

Gembira dapat digantikan dengan menggambarkan orang yang sedang bergembira.
Yogyakarta dapat digambarkan dengan Borobudur.
Jakarta dapat mudah diingat dengan digambarkan menjadi monas.

2.       Sistem persamaan bunyi.
Teknik menghapal informasi berdasarkan bentuk persamaan bunyinya.

Contoh :

Singapura dapat lebih mudah diingat dengan mengingat kata sing

Irak dapat lebih mudah diingat dengan kata rak.

Minggu, 06 Mei 2012

Laporan Pendahuluan Askep Nutrisi


A.    Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan tehadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
1.      Riwayat nutrisi
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan tipe makanan yang di hindari ataupun di abaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan rencana untuk masa selanjutnya.
2.      Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3.      Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4.      Nafsu Makan, jumlah asupan
5.      Tingkat aktivitas
6.      Pengonsumsian obat
7.      Penampilan Fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari eeriksaan fisik terhadap aspek-asppek berikut :
a.Rambut yang sehat bercikan mengkilat, kuat, tidak kering dan tidak mengalami kebotakan
   bukan karena factor usia
b Daerah diatas kedua pipi dan bawah mata tidak berwana gelap
c.Mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah
d.Daerah bibir tidak kering, pecah-ecah, ataupun mengalami pembengkakan
e.Lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada
   permukaannya
f.Gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat derta
  erat tidak tertarik ke bawah sampai di bawah permukaan gigi
g.Gigi tidak berlubang dan tidak berwarna
h.Kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak terjadi pendarahan
   yang berlebihan
i. Kuku jari kuat dan berwarna merah muda
8.      Pengukuran Antropometrik
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu kurva atau grafik sehingga dapat terlihat pada perkembangannya
Tinggi dan berat badan orang dewasa sering dibandingkan dengan bermacam-macam peta untuk dirinya. Pada umumnya, berat untuk pria lebih dari berat badan seorang wanita walaupun tingginya sama. Ini disebabkan pria mempunyai persentase jaringan bagian tubuh dan struktur tulang yang berbeda
Seseorang dengan persentase bagian tubuh yang besar dan jaringan otot yang banyak akan terlihat gemuk (overweight). Metode khusus yang sering digunakan untuk mengukur besar tubuh seseorang adalah area kulit yang berada diatas otot trisep. Pada umumnya, wanita mempunyai lipatan kulit yang lebih tebal di daerah ini. Ini disebabkan banyaknya jaringan subcutan pada wanita, sehingga membuat wanita terlihat lebih gemuk
9.      Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, Glukosa, Elektrolit, dan lain lain.

B.     Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :
1.      Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi berhubungan dengan :
a.    Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna makan secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker.
b.      Disfagia akibat kelumpuhan serebral.
c.       Penurunan absorpsi nutrisi akibat intoleransi laktosa.
d.      Penurunan nafsu makan.
e.       Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya.
f.       Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya.
g.      Kesulitan mengunyah.
2.      Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi berhubungan dengan :
a.       Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi.
b.      Penurunan fungsi pengecap atau penciuman.
c.       Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi.
d.      Penurunan kebutuhan metabolisme.
e.       Kelebihan asupan.
f.       Perubahan gaya hidup.

C.    Perencanaan Keperawatan
1.      Tujuan :
a.    Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang.
b.    Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi.
c.     Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral.
2.      Rencana Tindakan
Rencana Tindakan
Rasional
a. Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan atau kelebihan nutrisi dan status kebutuhan nutrisinya.

b. Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi.

c.      Ajarkan untuk merencanakan makanan.

d.     Kaji tanda vital dan bising usus.

e.      Monitor glukosa, elektrolit, albumin dan hemoglobin.

f.   Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
Untuk mengetahui masalah gangguan nutrisi apa yang terjadi



Agar masalah lebih mudah teratasi


Untuk meningkatkan selera makan

Untuk mendeteksi apakah ada perubahan dalam system tubuh
Untuk mengetahui normal tidaknya unsure unsure tersebut

Agar klien bisa mandiri dalam memilih makanan


D.    Tindakan Keperawatan
1.      Pemberian Nutrisi melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.

Alat dan bahan :
a.       Piring
b.      Sendok
c.       Garpu
d.      Gelas
e.       Serbet
f.       Mangkok cuci tangan
g.      Pengalas
h.      Jenis diet
Prosedur Kerja :
a.       Cuci tangan
b.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c.       Atur posisi pasien
d.      Pasang pengalas
e.       Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
f.    Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
g.      Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar
h.      Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan
i.        Cuci tangan

2.      Pemberian Nutrisi melalui Pipa Penduga / Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara member makan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Alat dan Bahan :
a.       Pipa penduga dalam tempatnya
b.      Corong
c.       Spuit 20cc
d.      Pengalas
e.       Bengkok
f.       Plester, gunting
g.      Makanan dalam bentuk cair
h.      Air matang
i.        Obat
j.        Stetoskop
k.      Klem
l.        Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
m.    Vaselin
Prosedur Kerja :
a.       Cuci tangan
b.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c.       Atur posisi pasien dengan posisi semifowler
d.      Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
e.       Letakkan bengkok di dekan pasien
f.       Tentukan letak pipa penduka dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrum sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya
g.      Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya
h.      Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
·         Masukkan ujung selang yang di klem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu di klem atau dilipat kembali.
·         Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengan bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang di masukkan.
i.      Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa
j.        Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya
k.      Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga atau pipa lambung di klem
l.        Catat hasil atau respons pasien selama peemberian makanan
m.    Cuci tangan

3.      Pemberian nutrisi melalui parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenui sebagian kebutuhan nutrisi harian.

Metode Pemberian :
1.      Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien karena pasien masih dapat menggunakan saluran pencernaan.
2.      Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhnya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid
3.      Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan melalui vena perifer (Hidayat, AAA & Uliyah, M, 2005)

E.     Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2.   Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan.
3.Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makan yang adekuat

Rabu, 02 Mei 2012

Tingkat Kesadaran Kesehatan

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :

Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..

Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.

Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.

Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.

Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).

Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.

Penyebab Penurunan Kesadaran

Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok); penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada keadaan hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak); infeksi (encephalitis); epilepsi.

Mengukur Tingkat Kesadaran

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran.

Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive).

Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon (unresponsiveness).