Jumat, 05 April 2013

Askep Tumor Ovarium


BAB I
PENDAHULUAN
1.   Latar Belakang
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus leteum atau tumor ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari ephitelium ovarium.
Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejala-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis atau kehamilan ektopik. Rumor yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
Pengobatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika ukurannya kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan tumor. Sekitar 98% lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50% yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat tumor adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan tumor yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.
Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih banyak bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada penderita tumor ovarium.

2.   Tujuan
Tujuan umum :
1.        Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah dan untuk mengetahui konsep dasar teori tentang maternitas pada kasus tumor ovarium.
2.        Untuk mengetahui tentang bagaimana cara membuat asuhan keperawatan pada maternitas pada kasus tumor ovarium.
Tujuan khusus :
1.        Agar mahasiswa mampu membuat pengkajian pada kasus tumor ovarium.
2.        Agar mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada kasus tumor ovarium.
3.        Agar mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditegakkan.
4.        Agar mahasiswa mampu melaksanakan implementasi dan mengevaluasi hasil tindakan atau implementasi yang telah dilakukan atau dilaksanakan.

3.   Manfaat
1.        Manfaat bagi mahasiswa
Agar mahasiswa mengetahui penyakit tumor ovarium merupakan jenis penyakit yang paling sering terjadi pada wanita usia 20 – 40  tahun. Tumor ovarium dapat tumbuh karena berbagai sebab antara lain  karena pertumbuhan yang abnormal dijaringan yang terdapat  di tempat ovarium misalnya pertumbuhan abnormal dari folikel ovarium, korpusluteum, sel telur atau dapat juga karena endometriosis, kista folikel, kista tekalitein, teratomatistik benigna, kista demoid, kista demoid, kista denokarsinoma, kista ovarium dapat juga  terjadi karena jaringan disekitar sel oleh sebab tertentu, tumbuh abnormal dan membungkus sel telur tersebut sehingga membentuk kista
2.        Bagi Masyarakat
Agar masyarakat mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit tumor ovarium, dan masyarakat dapat mencegah terjadinya tumor ovarium dengan mencegah terjadinya tumor ovarium masyarakat dapat hidup dengan aman dan terhindar dari penyakit ini.
3.      Bagi insitusi
Agar makalah ini menjadi refrensi untuk dapat menambah wawasan tentang bahayanya tumor ovarium khusunya pada wanita.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Dasar Teori
1.    Definisi
Tumor adalah massa padat besar, meninggi, dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin, 2000). Tumor Ovarium adalah benjolan yang terdapat dalam ovarium. Tumor Ovarium padat adalah neoplasma.
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensinya keras, terdiri dari dari jaringan ikat, jaringan kolagen dan kadang ada degerasi hialin, warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras disebut fibroma durum; sebaliknya ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.
Tumor ovarium merupakan proferasi sel yang abnormal tanpa  terkendali dan bisa merupakan yang benigna dan maligna ( Brooken, 2001: 435).
Tumor ovarium disebut juga stroma ovari yaitu bila jaringan tiroid merupakan satu-satunya jaringan ditemukan atau bila elemen teratoma  ditemukan sangat sedikit ( Boethin, Geist, 1996 : 1010)
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya duagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Syamsoehidayat, 2005 : 729)
Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara alami. Tumor ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari keganasan (Jovand : 2009)
2.    Etiologi
Tumor ovarium dapat tumbuh karena berbagai sebab antara lain  karena pertumbuhan yang abnormal dijaringan yang terdapat  di tempat ovarium misalnya pertumbuhan abnormal dari folikel ovarium, korpusluteum, sel telur atau dapat juga karena endometriosis, kista folikel, kista tekalitein, teratomatistik benigna, kista demoid, kista demoid, kista denokarsinoma, kista ovarium dapat juga  terjadi karena jaringan disekitar sel oleh sebab tertentu, tumbuh abnormal dan membungkus sel telur tersebut sehingga membentuk kista (Hanifa, 2007 : 350)
3.    Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bias mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk tumor di dalam ovarium. Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang di sebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista di tengah-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula – mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovary yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang – kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat di stimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitifitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahya ini berasal dari folikel graff yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan menutup kembali. Kista deemikian seringnya adalah multiple dan timbul langsung di bawah serosa yang menutupi ovarium biasanya kecil dengan diameter 1 – 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening tetapi ada kalnya penimbunan cairan cukup banyak sampai mencapai diameter 4 – 5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocharcinoma) dan kadang – kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkankondisi yang disebut hiperaktif lutein. Pasien pada terapi interfilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin  (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citarate, dapat menyebabkansindrom hiperstimulasi ovary, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini keganasan yang paling sering berasal dari epitel permukaan dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupan dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovary ganas yang lain dapat terdiri dari area kisti, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulose dari sex cord sel dan germ sel tumor dari germ sel primodial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional, ektodermal, endodermal, dan mesoderma.
 1.    Manifestasi Klinis
Setelah mengetahui faktor resiko, perlu dikenali gejala dan keluhan penyakit ini. Gejala yang di rasakan pada pasien umumnya tidak khas yang paling sering ada keluhan nyeri perut, perut buncit, kemudian gangguan fungsi saluran cerna, berat badan turun secara nyata, rasa tertekan pada rongga panggul, siklus menstruasi yang memanjang dan memendek, nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak, gangguan saluran kencing, nyeri pinggul pada waktu menstruasi, mual, muntah, infertilitas. ( tidak subur). (Faisal Yatim, 2005 : 32)
2.    Klasifikasi Tumor Ovarium
2.1.  Tumor Non neoplastik
2.1.1. Tumor akibat radang : termasuk disini abses ovarial, abses tuba  ovarial, dan kista tubo-ovarial.
2.1.2. Tumor Lain
a.    Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh  terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang stelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Cairan dalam kista jernih dan seringkali mengandung estrogen; oleh sebab itu kista kadang-kadang menyebabkan gangguan haid.
b.      Kista korpus luteum
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur.
c.       Kista Lutein
Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia.


d.      Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.
e.       Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.
f.       Kista Stein-Leventhal
Disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terdapat gangguan ovulasi; oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometris sering ditemukan.
2.2.  Tumor Ovarium Neoplastik jinak
2.2.1. Tumor Kistik
a.    Kistoma Ovarii simpleks
Kista yang permukaannya rata dan halus biasanya bertangkai seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.
b.    Kistadenoma musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti, menurut meyer, ia mungkin berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya suatu elemen mengalahkan elemen-elemen yang lain.
c.    Kistadenoma ovarii serosum
Kista berasal dari epitel germinativum, bentuk kista unilokular, kista ini dapat membesar.
d.   Kista dermoid
Teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm dan entoderm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan padat.
2.2.2. Tumor Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak)
a.    Fibroma Ovarii
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarii dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten.
b.    Tumor Brenner
Satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka frekuwnsinya ialah 0,5% dari semua tumor ovarium. Penyelidikan yang terkhir memberi petunjuk bahwa sarang-sarang tumor brenner dari epitel selonik duktus mulleri.
3.    Komplikasi
3.1.  Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat.
3.2.  Perputaran tungkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3.3.  Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari – hari.
3.4.  Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah ke dalam ruangan abdomen.
3.5.  Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia di atas 45 tahun.


4.    Pemeriksaan penunjang
4.1.   Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.
4.2.  Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor , apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan di dalam rongga  perut yang bebas dan tidak.
4.3.  Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pielogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon sudah disebut di atas.
4.4.  Parasentetis
Telah disebut pada fungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
4.5.  Hitung Darah Lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukan anemia kronis jika ditemukan adanya massa, maka kemungkinan adalah keganasan ovarium.
5.   Penatalaksanaan
5.1.  Pengangkatan tumor ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, missal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
5.2.  Kontrasepsi oral dapat digunkan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
5.3.  Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan tumor yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
5.4.  Tindakan perawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan menajemen nyeri dengan analgetik atau tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau tekhnik relaksasi napas dalam, informasikantentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi perawatan insisi luka operasi.

























2.      Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Ovarium
1.   Pengkajian
Melaksanakan pengkajian secara lengkap yang berhubungan dengan kista ovarium kepada klien, kemudian dari hasil pengkajian tersebut dapat disimpulkan analisa guna menentukan perawatan selanjutnya.
1.1.   Data Biografi
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, diagnosa medis serta data penanggung jawab. Wanita yang rentang terkena tumor ovarium berkisar antara usia 20 – 40 tahun. Wanita dengan pekerjaan berat mempengaruihi terjadinya tumor ovarium.
1.2.   Riwayat Kesehatan
1.2.1.      Keluhan utama
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut.
1.2.2.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien saat ini. Keluhan yang dirasakan klien seperti nyeri perut, perut buncit, gangguan fungsi saluran cerna, berat badan turun secara nyata, rasa tertekan pada rongga panggul, siklus menstruasi yang memanjang dan memendek, nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak, gangguan saluran kencing, nyeri pinggul pada waktu menstruasi, mual muntah dan infertilitas ( tidak subur).
1.2.3.      Riwayat kesehatan dahulu
Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien sebelum menderita penyakit sekarang, seperti pernah mengalami opname, kanker atau tumor pada organ lain.
1.2.4.      Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien, dan untuk menentukan apakah ada penyebab herediter atau tidak.

1.2.5.      Riwayat kehamilan
Hamil dan persalinan berapa kali, anak yang dilahirkan hidup atau mati, sehat atau tidak dan pada saat melahirkan normal atau melalui pembedahan.
1.3.   Kebutuhan bio-psiko-sosial-spritual atau kebutuhan sehari-hari
1.3.1.      Pola makan
Anoreksia, mual / muntah.intoleransi makanan, perubahan pada berat badan penurunan BB, perubahan pada kelembaban / turgor kulit, edema.
1.3.2.      Pola eliminasi
Perubahan pada pola defekasi misal:darah pada feces,nyeri pada defekasi, perubahan eliminasi urinarius misalnya: nyeri, perubahan pada bising usus.
1.3.3.      Pola aktifitas dan latihan
Kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam kebisaan tidur, adanya factor -faktor yang mempengaruhi tidur misal : nyeri, ansietas, keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan.
1.3.4.      Riwayat penggunaan zat
Kebiasaan dan lama penggunaan rokok, minuman alkohol, dan obat – obatan mempengaruhi terbentuknya kista.
1.3.5.      Integritas ego
Factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,depresi,menarik diri.
1.3.6.      Neurosensori
Pusing, sinkop
1.3.7.      Nyeri / kenyamanan
Terdapat  nyeri dengan derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat ( dihubungkan dengan proses penyakit ).

1.3.8.      Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama, berlebihan, demam, ruam kulit / ulserasi.
1.3.9.      Seksualitas
Perubahan pada tingkat kepuasan karena nyeri yang di rasakan pada waktu bersenggama.
1.3.10.  Interaksi social
Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung, riwayat perkawinan, masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.
( Marlyn. E. Dongoes, 1999)
1.4.   Pemeriksaan fisik
Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda – tanda vital.
1.4.1.       Kepala
Adanya keluhan pusing atau sakit kepala, serta kaji warna rambut, keadaan, distribusi rambut, dan kebersihan rambut.
1.4.2.      Mata
Mata berkunag – kunang dan penglihatan kabur.
1.4.3.      Hidung
Tidak ada kelainan jadi perlu di kaji kesimetrisan, keadaan kehersihan hidung, dan fungsi penciuman.
1.4.4.      Mulut
mukosa mulut dan bibir kering, fungsi pengecapan berkurang, keadaan mulut dan fungsi menelan berkurang karena mual muntah dan anoreksia.
1.4.5.      Telinga
Tidak ada kelainan tapi perlu dikaji adanya kelainan bentuk, keadaan, dan fungsi pendengaran.
1.4.6.       Leher
Pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena jugularis, pebesaran kelenjar getah bening.

1.4.7.      Daerah dada
Adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi suara jantung, bunyi jantung, frekuensi nadi, dan tekanan darah.
1.4.8.      Abdomen
Adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas luka, nyeri tekan, karakteristik nyeri, kondisi hepar dan kandung kemih.
1.4.9.      Genitalia Eksterna
Adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal dan  kebersihan.
1.4.10.   Anus
Adanya keluhan konstipasi, dan inspeksi adanya hemoroid eksterna.
1.4.11.  Ektremitas
Nyeri panggul saat beraktivitas, kontraktur pada persendian dan kesulitan pergerakan.
1.5.   Pemeriksaan penunjang
1.5.1.      Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.
1.5.2.      Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor , apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan di dalam rongga  perut yang bebas dan tidak.
1.5.3.      Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pielogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon sudah disebut di atas.
1.5.4.      Parasentetis
Telah disebut pada fungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
1.5.5.      Hitung Darah Lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukan anemia kronis jika ditemukan adanya massa, maka kemungkinan adalah keganasan ovarium.
1.6.   Pengelompokan Data
DS :
-          Nyeri perut
-          Perut buncit
-          Gangguan fungsi saluran cerna
-          Rasa tertekan pada rongga panggul
-          Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek
-          Nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak
-          Gangguan saluran kencing
-          Nyeri pinggul pada waktu menstruasi
-          Mual muntah
-          Biasanya Klien selalu mempertanyakan tentang penyakitnya.
-          Biasanya Klien mengeluh pengeluaran darah yang banyak.
-          Biasanya klien mengeluh tidak ada tenaga.
-          Biasanya klien mengeluh tidak ada nafsu makan.
DO :
-          Ekpresi wajah tampak meringis
-          Klien tampak pucat.
-          Biasanya klien tampak memegangi area abdomen bagian bawah.
-          Biasanya klien tampak cemas.
-          Biasanya klien tampak depresi dan stres
-          Biasanya klien tampak lemah hanya berbaring di tempat tidur.
-          Tampak banyak keluar darah.
-          Terjadi penurunan berat badan
-          Mukosa bibir kering
1.7.   Analisa data
Analisa data adalah mengkaitkan data, menghubungkan data dengan konsep, teori dan kenyataan yang relevan untuk membuat kesimpulan dalarn menentukan masalah keperawatan klien.

No
Dx
Symptom
Etiologi
Problem
1















DS :
-          Biasanya Klien mengeluh pengeluaran darah yang banyak.
-          Mual muntah
-          Gangguan saluran kencing
-          Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek
DO :
-          Klien tampak pucat.
-          Tampak banyak keluar darah
-          Mukosa bibir kering

Tumor ovarium

Penurunan hormone estrogen
 



Aminorhea
 



siklus menstruasi memanjang
 



perdarahan


Kekurangan volume cairan dan elektrolit.
2
DS :
-          Mual muntah
-          Biasanya klien mengeluh tidak ada nafsu makan.
DO :
-          Klien tampak pucat.
-          Biasanya klien tampak lemah hanya berbaring di tempat tidur.
-          Tampak banyak keluar darah.
-          Terjadi penurunan berat badan

Tumor ovarium

Penurunan hormon estrogen

Aminorhea

Siklus menstruasi memanjang
 

Perdarahan

Anoreksia

Mual muntah

BB menurun
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
3
DS :
-          Nyeri perut
-          Perut buncit
-          Rasa tertekan pada rongga panggul
-          Nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak
-          Nyeri pinggul pada waktu menstruasi
DO :
-          Ekpresi wajah tampak meringis
-          Klien tampak pucat.
-          Biasanya klien tampak memegangi area abdomen bagian bawah.

Tumor ovarium

Perasaan penuh pada abdomen
 

Teraba masa intra abdomen

Terjadi penekanan pada jaringan disekitar abdomen

Nyeri abdomen bagian bawah
Gangguan rasa nyaman nyeri
4
DS :
-          Nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak
-          Biasanya klien mengeluh tidak ada tenaga.
DO :
-          Biasanya klien tampak lemah hanya berbaring di tempat tidur.

Tumor ovarium

Penurunan hormon estrogen

Aminorhea

Siklus menstruasi memanjang

perdarahan
Kelemahan
5
DS :
-          Biasanya Klien selalu mempertanyakan tentang penyakitnya.
DO :
-          Biasanya klien tampak cemas.
-          Biasanya klien tampak depresi dan stres

Tumor ovarium

Perkembangan sel epitel yang tidak terkendali di ovarium

Kurang pengetahuan
Ansietas

2.      Diagnosa keperawatan
Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu harus spesifik berfokus pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
2.1.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan nyeri abdomen bagian bawah.
2.2.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan berat badan dan mual muntah.
2.3.      Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan.
2.4.      Kelemahan berhubungan dengan perdarahan.
2.5.      Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai penyakitnya.
3.      Intervensi
Perencanaan  keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
No
Dx
Tujuan dan kriteria hasil
Rencana
Rasional
1
Tujuan :
gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi.
kriteria hasil :
-          mengungkapkan berkurangnya nyeri.
-          Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.
-Tentukan riwayat nyeri, mis., lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0-10), dan tindakan penghilangan yang digunakan.
-Berikan tindakan kenyamanan dasar (mis., reposisi, gosokan punggung) dan aktifitas hiburan (mis., musik, televisi).
-Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (mis., teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, musik, dan sentuhan terpeutik.
-Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter.

-Berikan analgesik sesuai indikasi.

-Anjurkan penggunaan kontrasepsi oral. (Olds. Selly B., dkk, 2004)




Informasi memberikan data dassar untuk mengevaluasi kebutuhan/efektifitas intervensi.


Pada banyak klien, nyeri dapat menyebabkan gelisah serta dapat meningkatkan TD dan nadi.

Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.




-Rencana terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk kontrol nyeri.
Pemberian analgesic dapat mengurangi rasa nyeri.
Kontrasepsi oral dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Kista akan ruptur atas diri mereka sendiri dan tak berbahaya
2
Tujuan :
gangguan pemenuhan nutrisi dapat teratasi dengan.
kriteria hasil :
-          nafsu makan meningkat
-          Pola makan yang adekuat
-          Berat badan normal
d)    


-Kaji kebiasaan makan pasien.


-Kaji kembali penyebab gangguan kebutuhan nutrisi.



-Timbang berat badan setiap 3 hari jika kondisi pasien memungkinkan.
-Berikan makanan dalam keadaan hangat, bersih.
-Observasi tekanan darah, nadi setiap 4 jam.

-Observasi secara rutin setiap hari tanda – tanda kekurangan nutrisi : kojungtiva, sclera, tonus otot, LLA.
-Catat intake makanan pasien.

-Laksanakan program pengobatan seperti pemberian vitamin, obat anti emetic, obat peningkatan nafsu makan.
-Lakukan oral hygine.

Kebiasaan makan pasien menentukan asupan makanan pasien.
Validasi data untuk menentukan intervensi lebih lanjut.
Berat badan sebagai salah satu indikator gangguan nutrisi.
Meningkatkan nafsu makan dan Memenuhi kebutuhan nutrisi.
Menentukan perkembangan status nutrisi.



Menilai kebutuhan nutrisi pasien.




Menentukan perkembangan status pasien.
Meningkatkan intake makanan.





Untuk meningkatkan nafsu makan.
3
Tujuan :
Menunjukkan keseimbangan cairan.
kriteria hasil :
-          TTV klien stabil
-          mukosa lembab
-          turgor kulit baik..

-Awasi tanda – tanda Vital






-Catat respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan. Mis.,ansietas, pucat, berkeringat,takipnea,

-peningkatan suhu.
Berikan cairan/darah sesuai indikasi.



-Awasi pemeriksaan laboratorium mis.,: Hb/Ht, jumlah sel darah merah (SDM).
-Perubahan Td dan nadi dapat digunakan untuk perkiraan kasar kehilangan darah. Hipotensi postural menunjukan penurunan volume sirkulasi.
-Memburuknya gejala dapat menunjukan berlajutnya perdarahan atau tidak adekuatnya penggantian cairan.
-Penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemia dan lamanya perdarahan (akut atau kronis).
-Alat untuk menentukan kebutuhan penggantian darah dan mengawassi keefektifan terapi.

4
Tujuan ;
kelemahan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
-          melaporkan perbaikan rasa berenergi
-          berpartisipasi pada aktifitas yang di inginkan


-evaliusi laporan kelemahan,


-kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang di inginkan atau di butuhkan.
-identifikasi faktor stres atau psikologis yang dapat memperberat.





-berikan bantuan aktifitas sehari-hari dan ambulasi.


-tingkatkan tingkat partisifasi sesuai toleransi pasien.


-awasi kadar elektrolit termasuk kalsium, magnesium dan kalium.
-menentukan derajat (berlanjutnya atau perbaikan) dari efek ketidakmampuan.
-mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan interfensi

-mungkin mempunyai efek akumulatif (sepanjang faktor psikologis) yang dapat di turunkan bila masalah yang takut di akui dan d ketahui.
-mengubah energi, memungkinkan berlanjutnya aktifitas yang di butuhkan atau normal.
-meningkatkan rasa membaik atau mningkatkan kesehatan dan membatasi frustasi.
-ketidak seimbangan dapat menganggu fungsi neuromuskular yang meningkatkan penggunaan energi untuk menyelesaikan tugas dan potensial perasaan lelah.
5
Tujuan :
masalah ansietas  dapat teratasi kriteria hasil :
-          menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah.
-          melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat di tahani.
-          tampak rileks.


-evaluasi tingkat ansietas, catat respon verbal dan non verbal pasien. Dorong ekspresi bebas akan emosi.


-berikan informasi tentang proses penyakit dan antisipasi tindakan.
-jadwal istirahat adekuat dan priode menghentikan tidur.





-catat palpitasi,peningkatan denyut atau frekuensi pernafasan.






-kolaborasi dalam pemberian medikasi sesuai kebutuhan misalnya diazevam (valium), x3 klorazepat dipotassium (tranxene), klordiazepoxida (librium), alprazolam (xanax).
-ketakutan dapat terjadi karna nyeri hebat, meningkatkan perasaan sakit, penting pada prosedur diagnostik dan kemungkinan pembedahan.
-mengetahui apa yang di harapkan dapat menurunkan ansietas.
-membatasi kelemahan, menghemat energi dan dapat menuingkatkan kemampuan koping.
-perubahan pada tanda-tanda vital mungkin menujukan tingkat ansietas yang  di alami pasien atau merefleksikan gangguan-gangguan faktor psikologis.
-untuk membantu pasien dalam mengurangi ansietas.

1.   Implementasi
Setelah rencana keperawatan ditetapkan maka langkah selanjutnya diterapkan dalam bentuk tindakan nyata. Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi yang dilakukan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi., penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada waktu dan situasi yang tepat. Keamanan fisik dan psikologis harus dilindungi dan didokumentasikan dalam dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan. (La Ode Jumadi Gaffar, 1995: 64)
Ada 3 fase dalam melaksanakan implementasi keperawatan, yaitu:

1.1.    Fase persiapan
Meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi, rencana, pengetahuan dan keterampilan. Mengimplementasikan rencana, persiapan dan lingkungan.
1.2.    Fase operasional
Merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan. pada fase ini, implementasi dapat dilakukan secara independen, dependent dan interdependent. Selanjutnya perawat akan melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan reaksi klien terhadap fisik, psikologis, sosial dan spritual.
1.3.   Fase Terminasi
Merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.
2.   Evaluasi
Merupakan fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. hal-hal yang dievaluasi adalah kekuatan, kelengkapan dan kwalitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien dan pencapaian tujuan serta ketepatan intervensi keperawatan. (Al Ode Jumaidi Gaffar, 1995: 67)
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP
S = merupakan respon seubjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
O = Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
A = Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan masalah baru atau data yang kontradiktif dengan masalah yang ada.
P =    Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.
Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat perubahan yang terjadi serta dapat mempertahankan serta memelihara kondisi kesehatan.
Hal yang perlu di evaluasi pada tumor ovarium adalah :
1.      Nyeri berkurang dan pemulihan kesadaran.
2.      Mampu bertoleransi dengan aktivas secara normal.
3.      Memperoleh pemahaman dan kemampuan tentang proses penyakitnya.
4.      Mendapat nutrisi yang optimal.
5.      Tidak mengalami komplikasi.



























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tumor adalah massa padat besar, meninggi, dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin, 2000). Tumor Ovarium adalah benjolan yang terdapat dalam ovarium. Tumor Ovarium padat adalah neoplasma.
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensinya keras, terdiri dari dari jaringan ikat, jaringan kolagen dan kadang ada degerasi hialin, warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras disebut fibroma durum; sebaliknya ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.

B.     Saran
1.      Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mengetahui penyebab terjadinya tumor ovarium sesuai dengan teori dan pencegahannya agar dapat terhindar dari infeksi tumor ovarium baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga.
2.      Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat agar mampu menjaga kesehatannya terutama menjaga personal hiegine genetalia agar tidak terjadi infeksi atau penyakit yang tidak di inginkan terutama tumor ovarium. Jika terjadi kelainan infeksi pada genetalia, Keadaan tersebut harus segera di tangani langsung agar tidak terjadi infeksi maupun jenis penyakit lainnya.  
3.      Bagi Institusi
Diharapkan agar makalah ini menjadi refrensi untuk mendapat pengetahuan tentang bahayanya penyakit tumor uterus yang dapat menyebabkan kematian.



Daftar Pustaka

Arif, M, et al, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Cet 1, Jakarta : Media Aesculapius

Johnson, et al, (2000), Nursing Outcomes Classification, second edition, By Mosby0Year book. Inc, New York

Manuaba, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB, Jakarta : EGC

Mc Closkey & Buleheck, (1996), Nursing Interventions Classification, second edition, By Mosby0Year book. Inc, New York

Mochtar, R. (1998), Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Jakarta : EGC

Nanda,( 2001-2002), Nursing Diagnosis : Definitions and Classification, Philadelphia

2 komentar:

  1. askepnya sangat membantu.
    syukron

    BalasHapus
  2. babyliss nano titanium flat iron - Vitamins - Titanium-Arts.com
    TITAMDEN NOMBILE TIRENS: MEGA MEGA MEGA ion titanium on brassy hair MEGA GAMES · 1 · titanium or ceramic flat iron 2 · 3 powerbook g4 titanium · 4 · 5 · 6. 1. ford edge titanium 2019 TINY MEGA DRIVE MINI MEGA GAME, MEGA GAMES, titanium stronger than steel T.

    BalasHapus