Kamis, 29 Maret 2012

Sosiologi dalam bidang kesehatan


Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Menurut Kendall dan Reader, sosiologi mengenai bidang medis mengulas masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi dan sosiologi organisasi. Sedangkan menurut Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian dan pengajaran bersama yang sering melibatkan pengintegrasian konsep, teknik dan personalia dari berbagai disiplin, dalam mana sosiologi digunakan sebagai pelengkap bidang medis. Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan. Para ahli pun membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan. Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para ahli sosiologi kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori. Namun, sosiologi kesehatan merupakan bidang yang muda dan hingga kini bidang sosiologi medis masih tetap dominan.

Konsep kesehatan dengan cakupan luas kita jumpai pula dalam pandangan Blum, dimana ia mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu kesehatan somatik, kesehatan psikis, dan kesehatan sosial. Sedangka menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak. Jadi, kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat. Namun ternyata definisi kesehatan yang mirip dengan ketiga macam definisi tersebut diatas serupa kita jumpai pula di kalangan masyarakat. Menurut hasil penelitian di Inggris di kalangan masyarakat awam pun dijumpai definisi negatif, definisi fungsional, dan definisi positif. Parson memandang masalah kesehatan dari sudut pandang kesinambungan sistem sosial. Dari sudut pandang ini tingkat kesehatan terlalu rendah atau tingkat penyakit terlalu tinggi mengganggu berfungsinya sistem sosial karena gangguan kesehatan menghalangi kemampuan anggota masyarakat untuk dapat melaksanakan peran sosialnya. Selain mengganggu berfungsinya manusia sebagai suatu sistem biologis, penyakit pun mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial seseorang karena masyarakat berkepentingan terhadap pengendalian mortalitas dan morbiditas.

Dalam sosiologi kesehatan dikenal beberapa istilah yang menunjukkan sumbangan atau peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu :
1. Sosiology in Medicine
   Sosiolog yang bekerjasama secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan kesehatan ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan pasien atau untuk memecahkan problem kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu atau mempengaruhi orang-orang untuk menangani penyakit atau mempengaruhi kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain saaat sedang sait maupun setelah sakit.
2. Sosiology of Medicine
   Berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap praktek kedokteran sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya bentuk pelayanan kesehatan, sumberdaya manusia untuk membangun kesehatan dan pelatihan bagi petugas kesehatan.
3. Sosiology for Kesehatan
   Berhubungan dengan strategi metodologi yang yang dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang membantu mengenali atau mengukur skala sikap. Peran ini juga meliputi peosedur matematis multivariate serta analisis faktor dan analisis jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau menjelaskan hasil penelitian.
4. Sociology From Medicine
   Menganalisa lingkungan kedokteran dari perspektif social. Misalnya bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya hidup, para dokter, atau sosialisasi mahasiswa kedokteran selama mengikuti pendidikan kedokteran.
5. Sociology at Medicine
    Merupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi politik dan ideology yang berhubungan dengan kesehatan. Misalnya bagaimana suatu struktur pengobatan cara barat akan mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola interaksi masyarakat.
6. Sociology Around Medicine
  Menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain seperti antropologi, ekonomi, etnologi, filosofi hukum maupun bahasa.
  
  Pernyataan yang mengemuka bahwa perspektif sosiologi utama yang dirasakan bermanfaat untuk diterapkan dalam bidang kesehatan adalah konsep struktur. Suatu konsep yang menunjukkan adanya unsur-unsur umum yang senantiasa terdapat pada setiap situasi dan interaksi. Dengan membayangkan sikap umum yang biasa terjadi dalam interaksi antara dokter-pasien maka akan didapat suatu model atau gambaran mengenai segala sesuatu yang terjadi dan dapat dimengerti mengenai apa yang keliru dan apa penyebabnya. Dari segi sosiologi setiap individu memainkan peran dalam semua situasi sosial. Hal ini mengingatkan kita pada hukum-hukum yang terlibat dalam menjalankan peran dan juga mengingatkan kita pada hukum-hukum yang terlibat dalam menjalankan peran dan juga mengingatkan kita kepada sifat-sifat umum dari seorang dokter, pasien, istri, anak dan seterusnya. Artinya bahwa situasi yang dibentuk secara formil sebenarnya bisa dianalisis secara nyata di masyarakat.

            Dalam menganalisis situasi kesehatan, sosiologi bermanfaat untuk mempelajari cara orang mencari pertolongan medis (help-seeking). Selain itu, perhatian sosiologi terhadap perilaku sakit umumnya dipusatkan pada pemahaman penduduk mengenai gejala penyakit serta tindakan yang dianggap tepat menurut tata nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Manfaat sosiologi yang lain adalah menganalisis faktor-faktor social dalam hubungannya dengan etiolog penyakit. Aspek lain yang menjadikan sosiologi bermanfaat bagi praktek medis bahwa sakit dan cacat fisik selain sebagai kenyataan sosial sekaligus juga sebagai kenyataan medis. Manfaat sosiologi berikutnya juga memberikan analisis tentang hubungan dokter-pasien. Dikemukakan bahwa hubungan tersebut meliputi konflik potensial, seperti konflik kepentingan pasien dengan kepentingan keluarga dan dokter. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa sikap yang kebanyakan ditunjukkan dokter memperlihatkan bahwa mereka kurang memahami konflik tersebut. Mereka hanya berpegang pada moto tertentu yang ditanamkan pada diri dan diproses dalam situasi latar belakang pendidikan formal dan informalnya guna menghadapi konflik tersebut.


Sumber Pustaka:
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/sosiologi-kesehatan.htm
http://blog.unila.ac.id/young/sosiologi-kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar