Sosiologi
kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam
sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis, yang merupakan
pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Menurut Kendall dan
Reader, sosiologi mengenai bidang medis mengulas masalah yang menjadi perhatian
sosiologi profesi dan sosiologi organisasi. Sedangkan menurut Straus sosiologi
dalam bidang medis merupakan penelitian dan pengajaran bersama yang sering
melibatkan pengintegrasian konsep, teknik dan personalia dari berbagai
disiplin, dalam mana sosiologi digunakan sebagai pelengkap bidang medis. Dalam
perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah
kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi
kesehatan. Para ahli pun membedakan antara
sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan. Menurut Wilson
sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan mengambil
jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan
sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih
bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh
adanya masalah kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para ahli sosiologi
kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi
sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori. Namun, sosiologi kesehatan
merupakan bidang yang muda dan hingga kini bidang sosiologi medis masih tetap
dominan.
Konsep
kesehatan dengan cakupan luas kita jumpai pula dalam pandangan Blum, dimana ia
mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu kesehatan
somatik, kesehatan psikis, dan kesehatan sosial. Sedangka menurut definisi
Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas optimum untuk
melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses
sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak.
Jadi, kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena tergantung pada
peran yang dijalankannya dalam masyarakat. Namun ternyata definisi kesehatan
yang mirip dengan ketiga macam definisi tersebut diatas serupa kita jumpai pula
di kalangan masyarakat. Menurut hasil penelitian di Inggris di kalangan
masyarakat awam pun dijumpai definisi negatif, definisi fungsional, dan
definisi positif. Parson memandang masalah kesehatan dari sudut pandang
kesinambungan sistem sosial. Dari sudut pandang ini tingkat kesehatan terlalu
rendah atau tingkat penyakit terlalu tinggi mengganggu berfungsinya sistem
sosial karena gangguan kesehatan menghalangi kemampuan anggota masyarakat untuk
dapat melaksanakan peran sosialnya. Selain mengganggu berfungsinya manusia
sebagai suatu sistem biologis, penyakit pun mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial
seseorang karena masyarakat berkepentingan terhadap pengendalian mortalitas dan
morbiditas.
Dalam
sosiologi kesehatan dikenal beberapa istilah yang menunjukkan sumbangan atau
peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu :
1. Sosiology
in Medicine
Sosiolog yang bekerjasama secara langsung
dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari faktor sosial
yang relevan dengan terjadinya gangguan kesehatan ataupun sosiolog berusaha
berhubungan langsung dengan perawatan pasien atau untuk memecahkan problem
kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi
faktor penentu atau mempengaruhi orang-orang untuk menangani penyakit atau
mempengaruhi kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain saaat sedang sait
maupun setelah sakit.
2. Sosiology
of Medicine
Berhubungan dengan organisasi, nilai,
kepercayaan terhadap praktek kedokteran sebagai bentuk dari perilaku manusia
yang berada dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya bentuk pelayanan
kesehatan, sumberdaya manusia untuk membangun kesehatan dan pelatihan bagi
petugas kesehatan.
3. Sosiology
for Kesehatan
Berhubungan dengan strategi metodologi yang
yang dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan.
Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang membantu
mengenali atau mengukur skala sikap. Peran ini juga meliputi peosedur matematis
multivariate serta analisis faktor dan analisis jaringan yang biasa digunakan
para sosiolog dalam mengumpulkan data atau menjelaskan hasil penelitian.
4. Sociology
From Medicine
Menganalisa lingkungan kedokteran dari
perspektif social. Misalnya bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya hidup, para dokter,
atau sosialisasi mahasiswa kedokteran selama mengikuti pendidikan kedokteran.
5. Sociology
at Medicine
Merupakan bagian yang lebih banyak
mengamati orientasi politik dan ideology yang berhubungan dengan kesehatan.
Misalnya bagaimana suatu struktur pengobatan cara barat akan mempengaruhi
perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola interaksi masyarakat.
6. Sociology
Around Medicine
Menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi
bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain seperti antropologi, ekonomi,
etnologi, filosofi hukum maupun bahasa.
Pernyataan yang mengemuka bahwa perspektif
sosiologi utama yang dirasakan bermanfaat untuk diterapkan dalam bidang
kesehatan adalah konsep struktur. Suatu konsep yang menunjukkan adanya
unsur-unsur umum yang senantiasa terdapat pada setiap situasi dan interaksi.
Dengan membayangkan sikap umum yang biasa terjadi dalam interaksi antara
dokter-pasien maka akan didapat suatu model atau gambaran mengenai segala
sesuatu yang terjadi dan dapat dimengerti mengenai apa yang keliru dan apa
penyebabnya. Dari segi sosiologi setiap individu memainkan peran dalam semua situasi
sosial. Hal ini mengingatkan kita pada hukum-hukum yang terlibat dalam
menjalankan peran dan juga mengingatkan kita pada hukum-hukum yang terlibat
dalam menjalankan peran dan juga mengingatkan kita kepada sifat-sifat umum dari
seorang dokter, pasien, istri, anak dan seterusnya. Artinya bahwa situasi yang
dibentuk secara formil sebenarnya bisa dianalisis secara nyata di masyarakat.
Dalam menganalisis situasi
kesehatan, sosiologi bermanfaat untuk mempelajari cara orang mencari
pertolongan medis (help-seeking). Selain itu, perhatian sosiologi terhadap
perilaku sakit umumnya dipusatkan pada pemahaman penduduk mengenai gejala
penyakit serta tindakan yang dianggap tepat menurut tata nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Manfaat sosiologi yang lain adalah menganalisis
faktor-faktor social dalam hubungannya dengan etiolog penyakit. Aspek lain yang
menjadikan sosiologi bermanfaat bagi praktek medis bahwa sakit dan cacat fisik
selain sebagai kenyataan sosial sekaligus juga sebagai kenyataan medis. Manfaat
sosiologi berikutnya juga memberikan analisis tentang hubungan dokter-pasien.
Dikemukakan bahwa hubungan tersebut meliputi konflik potensial, seperti konflik
kepentingan pasien dengan kepentingan keluarga dan dokter. Penelitian
menunjukkan bahwa beberapa sikap yang kebanyakan ditunjukkan dokter
memperlihatkan bahwa mereka kurang memahami konflik tersebut. Mereka hanya
berpegang pada moto tertentu yang ditanamkan pada diri dan diproses dalam
situasi latar belakang pendidikan formal dan informalnya guna menghadapi
konflik tersebut.
Sumber Pustaka:
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi
Untuk Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika.
http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/sosiologi-kesehatan.htm
http://blog.unila.ac.id/young/sosiologi-kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar