Kamis, 23 Agustus 2012

Gilee Benerrrr 7


Terlepas dari pesta ulang tahun Sofie pertanda pertemuanku  dengan ‘dia’ hanya sampai saat itu saja, tak lebih dari itu. Berharap bisa bertemu dengannya di lain hari. Akankah bisa??  dalam hati terus mengalir Tanya dan doa, Ya Tuhan untuk apa ‘dia’ datang kembali? Dan ucapan ‘dia’ di akhir lagu itu?? Padaku?? Apa maksudnya itu?? Tuhan jangan buat aku semakin bingung dengan perasaan ini.

Bingung, bimbang dan takut yang ku rasakan akan ucapan ‘dia’ saat itu. Aku merasakan kembali gejolak yang dahulu pernah ada. Sebuah titik perasaan yang sampai saat ini masih berbekas di hatiku. Aku tak mengerti ini. Aku tak tau Tuhan merencanakan apa dan bagaimana kisah cintaku selanjutnya. Ya tuhan, jangan buat aku seperti ini. Aku lelah Tuhan. Pastikan jalan kisah cintaku ini . Namun, disisi lain, aku dapat mempelajari sesuatu. Untuk mendapatkan yang terbaik, pasti harus dengan pengorbanan yang tidak mudah semudah membalikkan telapak tangan. Aku yakin, Tuhan akan memberikan sesuatu yang terbaik untukku. Walaupun saat ini hatiku slalu bingung dan bimbang.

Kembali mengingat saat-saat indah saat ku bersama ‘dia’, menyanyi lagu favoritku bersama ‘dia’, tertawa bersama ‘dia’, hingga ‘dia’ mengatakan bahwa lagu yang ku favoritkan itu untukku, rasanya hati ini belum bisa menerima dan mempercayainya. Bagaimana bisa ‘dia’ dengan mudahnya berkata seperti itu, dimana yang dahulu ‘dia’ begitu sangat sangat dan sangat cuek padaku. Ada apa sebenarnya dengan rasamu?? Hhuuufftt..Aku hanya terus terdiam dalam lamunanku yang tak ingin rasanya lamunanku ini berakhir sampai disini, satu detik saja memikirkanmu serasa setahun bagiku, senang dan bahagia yang teramat gilaaaa…dalam waktu singkat ‘dia’ telah mampu masuk menghipnotisku.

esok harinya….

Pagi menjelang disambut mentari pagi yang hangat memeluk tubuhku, suara nada alam terdengar begitu merdu, Aku yang baru saja selesai melaksanakan ibadah shalat bergegas memakai sepatu biru dengan kaos kaki putihku yang warnanya sudah mulai memudar dan lalu memacu sepeda Polygon pemberian Ayahku  yang ku beri nama Zakycycle.

“Ayah , Bun, aku pergi dulu ya.. sepedahan sedikit bareng Zaky, biar tetap sehat, hehehe,” ucapku seraya melahap roti selai kacang kesukaanku di atas meja.

Kukecup tangan Ayah dan Bunda dan Ku geret  Zakycycle dengan semangat sembari menghirup udara segar dan gratis dari Tuhan, sungguh karunia yang teramat luar biasa dan tak ternilai harganya. Kini ku tiba di taman udayana, pepohonan terlihat hijau dan segar. Burung-burung pun mengikuti alunan desiran angin yang dingin dan lembut.  

“Waaahhhh ternyata sudah ramai sekali, nggak nyangka, kirain aku paling pagi, hehehe. Mungkin benar pepatah yang mengatakan, bangun telat nanti rezeki keburu di patok ayam.” Aku pun hanya terkikik sendiri memikirkannya sambil menggayuh Zakycycle ku.

Dan aku baru tersadar, hari ini hari Minggu. Jadi wajar saja ramai sekali. Biasa lah program pemerintah, Car Free Day di hari minggu sampai jam 10 pagi.  “BEBAS POLUSI”
Sambil menggayuh sepedaku dan ku lihat kiri dan kananku, ternyata ada sosok cowok yang tak asing lagi jika tertangkap mataku. Cowok yang begitu baby face dan indah di hatiku. Cowok yang pastinya kemarin ada di pesta ulang tahun Sofie. Ya itu ‘dia’. ‘Dia’ ada di seberang jalan terduduk sedang melakukan pemanasan ringan. ‘Dia’ melambaikan tangan kepadaku dan memanggilku. Entah karena terkejut, senang atau  grogi kah namanya, barisan sepeda ONTEL yang di parkir di pinggir jalan ku sikat tanpa sadar (bukan sikat gigi loohhh, hehehe)…  aku terjatuh dengan merah-merah lecet di telapak tangan dan lutut kaki kiriku, huuhh sebel gara-gara ‘dia’ nih umpatku dalam hati. Namun, belum saja terasa lama ku terjatuh, sebuah uluran tangan terlihat di depan wajahku. Eeehhh ternyata ‘dia’ sudah ada di sampingku dengan melemparkan senyum simplenya yang membuat rasa indah dan dingin di hatiku. Sakit yang ku rasakan hilang dan musnah dengan sekejap mata. Rasanya tuuhhhhh gimana yaa??, permen NANO-NANO gituu…ada asam, ada manis, ada-adaaaaa aja. Manisnya lihat senyum ‘dia’ ku tapi asam banget nih kaki dan telapak tanganku. Huh.

Oh my God, orang yang ramai tiba-tiba menghilang, serasa dunia milik semua orang, eehhhh salah…serasa dunia milik berdua, mentari pagi ini rasanya memeluk hangat aku dan ‘dia’, burung-burung terdengar bernyanyi riang seriang hatiku. “Apakah ini yang di namakan cinta sejati?”.

Dan sekarang aku pun mengerti makna dari kata-kata yang pernah ku baca pada sebuah buku para pujangga…

Jarak tercipta untuk menghadirkan rindu, Rindu tercipta untuk menghargai waktu, Dan Waktu tercipta agar kita dan cinta kita bertahan di dalamnya.

Yakinilah bahwa cinta yang tercipta karna waktu tak akan pernah ada sebuah penyesalan, Karena cinta adalah suatu rasa yang abadi, Dan cinta lah yang akan selalu menuntun kkita untuk bertahan pada jarak dan waktu akan kerinduan.

“Kamu nggak papa..?” Tanya ‘dia’

“Heyy..kamu nggak apa-apa? Ada yang luka?” Dan ‘dia’ melambaikan tangankan di depan wajahku.

Dan aku pun ternyata baru tersadar sejak tadi hanya melongo menatap keindahan senyumnya. Aduuhh konyolnya aku.

“Mmmmm, nggak apa-apa kok, hanya luka kecil, sebentar aja sembuh kok..”  padahal dalam hati merintih kesakitan. Oke, aku berbohong.

“Yakin nggak apa-apa?”  Tanya ‘dia’ untuk mempertegasnya lagi.

“Iya nggak apa-apa kok”  ku berusaha tuk meyakinkan ‘dia’.

Terlihat tangan kanannya meraih sesuatu di kantong celananya. terlihat sebuah sapu tangan berwarna biru dan ‘dia’ segera membalut luka di tanganku dengan perlahan.
Aku masih bisa berjalan, hanya tangan dan lututku saja yang terluka. Dengan ketulusannya, dia mengantarku pulang dan membawa sepedaku si Zaky dengan di tentengnya. Di sepanjang jalan kita banyak ngobrol dan penuh canda tentang segala hal. ‘Dia’ sempat mengelus rambutku dan sesekali memujiku. Dan kembali aku merasa bimbang dan bingung, aku takut untuk mengambil keputusan, apakah harus menunggu kembali dan bertiang pada harapan semu atau tidak. Aku takut perasaan ini semakin menggila jika tak akan pernah ada jawabnya. Namun setelah beberapa saat ku berpikir, aku memberanikan diri untuk mengambil jalan IYA. Aku kan kembali mengejar cinta yang sejak dahulu ku perjuangkan, aku kan kembali berharap, bodoh gak sih?? Ku rasa tidak. Semua orang berhak untuk mencintai.  Walau bagaimanapun jika aku tidak berani mengambil awal, aku tidak akan pernah tahu apa yang ada pada langkah selanjutnya dan apakah aku bisa untuk mencapai langkah yang selanjutnya.

Doa selalu mengiringi keputusanku dan andil Tuhan tidak pernah lepas dari semua keputusanku, “terimakasih Tuhan, Engkau menciptakan cinta ini kembali dan mempercayai diriku untuk merasakan cinta dahulu lagi..selalu kuatkan aku Tuhan”. 

Aku percaya, saat ini Tuhan memberikan pohon kaktus untuk kisah cintaku. Aku sabar dan tekun dalam merawatnya, walaupun duri yang berulang kali menusukku, suatu saat pasti duri itu akan berubah menjadi untaian bunga mekar nan indah bak langit biru dengan pelanginya. Indah warna-warni yang di pancarkannya terasa hingga ke liang hatiku yang terdalam.

Dan itulah cintaku. Kan ku jadikan ‘dia’ kaktus cintaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar