Terlepas dari pesta ulang tahun Sofie pertanda
pertemuanku dengan ‘dia’ hanya sampai
saat itu saja, tak lebih dari itu. Berharap bisa bertemu dengannya di lain
hari. Akankah bisa?? dalam hati terus
mengalir Tanya dan doa, Ya Tuhan untuk apa ‘dia’ datang kembali? Dan ucapan ‘dia’
di akhir lagu itu?? Padaku?? Apa maksudnya itu?? Tuhan jangan buat aku semakin
bingung dengan perasaan ini.
Bingung, bimbang dan takut yang ku rasakan
akan ucapan ‘dia’ saat itu. Aku merasakan kembali gejolak yang dahulu pernah
ada. Sebuah titik perasaan yang sampai saat ini masih berbekas di hatiku. Aku tak
mengerti ini. Aku tak tau Tuhan merencanakan apa dan bagaimana kisah cintaku
selanjutnya. Ya tuhan, jangan buat aku seperti ini. Aku lelah Tuhan. Pastikan jalan
kisah cintaku ini ‼. Namun, disisi lain, aku dapat mempelajari sesuatu. Untuk
mendapatkan yang terbaik, pasti harus dengan pengorbanan yang tidak mudah
semudah membalikkan telapak tangan. Aku yakin, Tuhan akan memberikan sesuatu
yang terbaik untukku. Walaupun saat ini hatiku slalu bingung dan bimbang.
Kembali mengingat saat-saat indah saat ku
bersama ‘dia’, menyanyi lagu favoritku bersama ‘dia’, tertawa bersama ‘dia’,
hingga ‘dia’ mengatakan bahwa lagu yang ku favoritkan itu untukku, rasanya hati
ini belum bisa menerima dan mempercayainya. Bagaimana bisa ‘dia’ dengan
mudahnya berkata seperti itu, dimana yang dahulu ‘dia’ begitu sangat sangat dan
sangat cuek padaku. Ada apa sebenarnya dengan rasamu?? Hhuuufftt..Aku hanya
terus terdiam dalam lamunanku yang tak ingin rasanya lamunanku ini berakhir
sampai disini, satu detik saja memikirkanmu serasa setahun bagiku, senang dan
bahagia yang teramat gilaaaa…dalam waktu singkat ‘dia’ telah mampu masuk
menghipnotisku.
esok harinya….
Pagi menjelang disambut mentari pagi yang
hangat memeluk tubuhku, suara nada alam terdengar begitu merdu, Aku yang baru
saja selesai melaksanakan ibadah shalat bergegas memakai sepatu biru dengan
kaos kaki putihku yang warnanya sudah mulai memudar dan lalu memacu sepeda
Polygon pemberian Ayahku yang ku beri
nama Zakycycle.
“Ayah , Bun, aku pergi dulu ya.. sepedahan
sedikit bareng Zaky, biar tetap sehat, hehehe,” ucapku seraya melahap roti
selai kacang kesukaanku di atas meja.
Kukecup tangan Ayah dan Bunda dan Ku geret Zakycycle dengan semangat sembari menghirup
udara segar dan gratis dari Tuhan, sungguh karunia yang teramat luar biasa dan
tak ternilai harganya. Kini ku tiba di taman udayana, pepohonan terlihat hijau
dan segar. Burung-burung pun mengikuti alunan desiran angin yang dingin dan
lembut.
“Waaahhhh ternyata sudah ramai sekali,
nggak nyangka, kirain aku paling pagi, hehehe. Mungkin benar pepatah yang
mengatakan, bangun telat nanti rezeki keburu di patok ayam.” Aku pun hanya
terkikik sendiri memikirkannya sambil menggayuh Zakycycle ku.
Dan aku baru tersadar, hari ini hari
Minggu. Jadi wajar saja ramai sekali. Biasa lah program pemerintah, Car Free
Day di hari minggu sampai jam 10 pagi.
“BEBAS POLUSI”
Sambil menggayuh sepedaku dan ku lihat kiri
dan kananku, ternyata ada sosok cowok yang tak asing lagi jika tertangkap
mataku. Cowok yang begitu baby face dan indah di hatiku. Cowok yang pastinya
kemarin ada di pesta ulang tahun Sofie. Ya ‼ itu ‘dia’. ‘Dia’
ada di seberang jalan terduduk sedang melakukan pemanasan ringan. ‘Dia’
melambaikan tangan kepadaku dan memanggilku. Entah karena terkejut, senang atau
grogi kah namanya, barisan sepeda ONTEL
yang di parkir di pinggir jalan ku sikat tanpa sadar (bukan sikat gigi loohhh,
hehehe)… aku terjatuh dengan merah-merah
lecet di telapak tangan dan lutut kaki kiriku, huuhh sebel ‼
gara-gara ‘dia’ nih ‼ umpatku dalam hati. Namun, belum saja terasa lama ku terjatuh,
sebuah uluran tangan terlihat di depan wajahku. Eeehhh ternyata ‘dia’ sudah ada
di sampingku dengan melemparkan senyum simplenya yang membuat rasa indah dan
dingin di hatiku. Sakit yang ku rasakan hilang dan musnah dengan sekejap mata.
Rasanya tuuhhhhh gimana yaa??, permen NANO-NANO gituu…ada asam, ada manis,
ada-adaaaaa aja. Manisnya lihat senyum ‘dia’ ku tapi asam banget nih kaki dan
telapak tanganku. Huh.
Oh my God, orang yang ramai tiba-tiba
menghilang, serasa dunia milik semua orang, eehhhh salah…serasa dunia milik
berdua, mentari pagi ini rasanya memeluk hangat aku dan ‘dia’, burung-burung
terdengar bernyanyi riang seriang hatiku. “Apakah ini yang di namakan cinta
sejati?”.
Dan sekarang aku pun mengerti makna dari
kata-kata yang pernah ku baca pada sebuah buku para pujangga…
Jarak tercipta untuk
menghadirkan rindu, Rindu tercipta untuk menghargai waktu, Dan Waktu tercipta
agar kita dan cinta kita bertahan di dalamnya.
Yakinilah bahwa
cinta yang tercipta karna waktu tak akan pernah ada sebuah penyesalan, Karena cinta
adalah suatu rasa yang abadi, Dan cinta lah yang akan selalu menuntun kkita
untuk bertahan pada jarak dan waktu akan kerinduan.
“Kamu nggak papa..?”
Tanya ‘dia’
“Heyy..kamu nggak
apa-apa? Ada yang luka?” Dan ‘dia’ melambaikan tangankan di depan wajahku.
Dan aku pun
ternyata baru tersadar sejak tadi hanya melongo menatap keindahan senyumnya. Aduuhh
konyolnya aku.
“Mmmmm, nggak apa-apa
kok, hanya luka kecil, sebentar aja sembuh kok..” padahal dalam hati merintih kesakitan. Oke,
aku berbohong.
“Yakin nggak apa-apa?” Tanya ‘dia’ untuk mempertegasnya lagi.
“Iya nggak apa-apa
kok” ku berusaha tuk meyakinkan ‘dia’.
Terlihat tangan
kanannya meraih sesuatu di kantong celananya. terlihat sebuah sapu tangan
berwarna biru dan ‘dia’ segera membalut luka di tanganku dengan perlahan.
Aku masih bisa berjalan,
hanya tangan dan lututku saja yang terluka. Dengan ketulusannya, dia mengantarku
pulang dan membawa sepedaku si Zaky dengan di tentengnya. Di sepanjang jalan
kita banyak ngobrol dan penuh canda tentang segala hal. ‘Dia’ sempat mengelus
rambutku dan sesekali memujiku. Dan kembali aku merasa bimbang dan bingung, aku
takut untuk mengambil keputusan, apakah harus menunggu kembali dan bertiang
pada harapan semu atau tidak. Aku takut perasaan ini semakin menggila jika tak akan
pernah ada jawabnya. Namun setelah beberapa saat ku berpikir, aku memberanikan
diri untuk mengambil jalan IYA. Aku kan kembali mengejar cinta yang sejak
dahulu ku perjuangkan, aku kan kembali berharap, bodoh gak sih?? Ku rasa tidak.
Semua orang berhak untuk mencintai. Walau
bagaimanapun jika aku tidak berani mengambil awal, aku tidak akan pernah tahu
apa yang ada pada langkah selanjutnya dan apakah aku bisa untuk mencapai
langkah yang selanjutnya.
Doa selalu
mengiringi keputusanku dan andil Tuhan tidak pernah lepas dari semua
keputusanku, “terimakasih Tuhan, Engkau menciptakan cinta ini kembali dan
mempercayai diriku untuk merasakan cinta dahulu lagi..selalu kuatkan aku Tuhan”.
Aku percaya, saat
ini Tuhan memberikan pohon kaktus untuk kisah cintaku. Aku sabar dan tekun
dalam merawatnya, walaupun duri yang berulang kali menusukku, suatu saat pasti
duri itu akan berubah menjadi untaian bunga mekar nan indah bak langit biru
dengan pelanginya. Indah warna-warni yang di pancarkannya terasa hingga ke
liang hatiku yang terdalam.
Dan itulah cintaku.
Kan ku jadikan ‘dia’ kaktus cintaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar