Senin, 18 Februari 2013

A Thousand Years


salah satu lagu terfavorit buat vya :) lagunya Christina Perri - A thousand years. waktu coba cari translate nya, wow banget !! awesome !! suka banget !! ^_^


Christina Perri - A thousand years
Heart beats fast
Jantungku berdebar kencang
Colors and prom-misses
Warna-warni dan janji-janji
How to be brave
Bagaimana agar berani
How can I love when I'm afraid to fall?
Bagaimana bisa aku cinta saat aku takut jatuh?

But watching you stand alone
Namun melihatmu sendirian
All of my doubt suddenly goes away somehow
Segala bimbangku mendadak hilang
One step closer
Selangkah lebih dekat

CHORUS
I have died every day waiting for you
Tiap hari aku tlah mati karena menantimu
Darling don't be afraid
Kasih jangan takut
I have loved you for a thousand years
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
I'll love you for a thousand more
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi

Time stands still
Waktu berhenti berputar
Beauty in all she is
Segala tentangnya begitu indah
I will be brave
Aku akan berani
I will not let anything take away
Takkan kubiarkan segalanya berlalu begitu saja

What's standing in front of me
Apa yang menghalangi di depanku
Every breath
Tiap tarikan nafas
Every hour has come to this
Tiap jam telah sampai di sini
One step closer
Selangkah lebih dekat

CHORUS
And all along I believed I would find you
Dan selama itu aku yakin aku kan temukan dirimu
Time has brought your heart to me
Waktu tlah membawa hatimu padaku
I have loved you for a thousand years
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
I'll love you for a thousand more
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi

One step closer
Selangkah lebih dekat
One step closer
Selangkah lebih dekat

CHORUS
And all along I believed I would find you
Dan selama itu aku yakin aku kan temukan dirimu
Time has brought your heart to me
Waktu tlah membawa hatimu padaku
I have loved you for a thousand years
Aku tlah mencintaimu ribuan tahun
I'll love you for a thousand more
Aku kan mencintaimu ribuan tahun lagi 

Jumat, 01 Februari 2013

Askep Endokarditis


ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN GANGGUAN ENDOKARDITIS
















YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D3
TAHUN AKADEMIK 2012
KATA PENGANTAR

            Puji syukur yang sedalam-dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Pada System Kardivaskuler Dengan gangguan Endokardritis.
            Adapun tujuan dari penulisan makalahendocarditis ini  untuk memenuhi tugas mata kuliah  Kardivaskuler, agar bisa menambah wawasan pendidikan.
            Kami  menyadari bahwa makalahAsuhan Keperawatan Pada System Kardivaskuler Dengan gangguan Endokardritis.
            masih jauh dari sempurna, untuk itu saran serta kritik yang membangun sangat kami  harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam bidang keperawatan.







Mataram,  10desember  2012


                                                                                               




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel.Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri.Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium.
Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontraksi yang diawali kekuatan rangsang dari oto jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat.Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial.Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokard dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik.

1.2  Tujuan Penulisan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui Konsep Dasar Penyakit “Endokarditis” yang meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, Komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan pencegahan penyakit “Endokarditis”.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit “Endokarditis”.
3.      Mahasiswa dapat memahami Jurnal terkait.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1        Definisi
         Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung.Infeksi endokarditid biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat.Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial.Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.
         Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa;  akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis.Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas.
Endokarditis adalah Radang pada lapisan jantung yang paling dalam yang terdiri dari lapisan selaput lendir.
1.                  Endokarditis Infektif
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada endokardium atau pembuluh darah besar.
Endokarditis Infektif dibedakan berdasarkan gambaran klinisnya :
a.       Endokarditis bakteial subakut
b.      Timbul dalam beberapa minggu atau bulan
c.       Disebabkan oleh bakteri yang lebih ganas seperti Sterptococus viridans
d.      Endokarditis Bakterial akut
e.       Timbul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu
f.       Dengan tanda – tanda klinik yang lebih berat
g.      Disebabkan oleh bakteri yang ganas seperti Stafilokokus aureus
2.                  Endokarditis Non Infektif
Disebabkan oleh faktor Trombosis yang disertai dengan vegetasi.Didapatkan pada penderita stadium akhir dari proses keganasan.
Endokarditis berdasarkan jenis katub jantung yang terkena infeksi dibedakan menjadi 2 yaitu native valve endokarditis yaitu infeksi pada katub jantung alami.Dan prognetic valve endokartis yaitu infeksi pada katub jantung buatan.

2.2        Etiologi
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi disebabkan oleh strptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida.

2.3        Manifestasi Klinis
Sering penderita tidak mengetahui dengan jelas. Sejak kapan penyakitnya mulai timbul , misalnya sesudah cabut gigi, mulai kapan demam, letih-lesu, keringat malam banyak, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, sakit sendi, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada ekstremitas (jari tangan dan kaki), dan sakit pada kulit.
1.                  Gejala umum
Demam dapat berlangsung terus-menerus retermiten / intermiten atau tidak teratur sama sekali. Suhu 38 - 40 C terjadi pada sore dan malam hari, kadang disertai menggigil dan keringat banyak.Anemia ditemukan bila infeksi telah berlangsung lama.pada sebagian penderita ditemukan pembesaran hati dan limpha.
2.                  Gejala Emboli dan Vaskuler
Ptekia timbul pada mukosa tenggorok, muka dan kulit (bagian dada).umumya sukar dibedakan dengan angioma. Ptekia di kulit akan berubah menjadi kecoklatan dan kemudian hilang, ada juga yang berlanjut sampai pada masa penyembuhan. Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan (splinter hemorrhagic).
3.                  Gejala Jantung
Tanda-tanda kelainan jantung penting sekali untuk menentukan adanya kelainan katub atau kelainan bawaan seperti stenosis mitral, insufficiency aorta, patent ductus arteriosus (PDA), ventricular septal defect (VCD), sub-aortic stenosis, prolap katub mitral. Sebagian besar endocarditis didahului oleh penyakit jantung, tanda-tanda yang ditemukan ialah sesak napas, takikardi, palpasi, sianosis, atau jari tabuh (clubbing of the finger). Perubahan murmur menolong sekali untuk menegakkan diagnosis, penyakit yang sudah berjalan menahun, perubahan murmur dapat disebabkan karena anemia . Gagal jantung terjadi pada stadium akhir endokarditis infeksi, dan lebih sering terjadi pada insufisiensi aorta dan insufisiensi mitral, jarang pada kelainan katub pulmonal dan trikuspid serta penyakit jantung bawaan non valvular .


2.4        Patofisiologi
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu juga melalui alat genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit.Endokard yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi dan menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis dan fibrin. Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan katub dan endokard, kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya, menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik.Bila infeksi mengenai korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari endokard merupakan gambaran yang khas pada endokarditis infeksi.Besarnya emboli bermacam-macam.Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat pembuluh darah yang besar pula.Tromboemboli yang terinfeksi dapat teranggkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung, anggota gerak, kulit, dan paru.Bila emboli menyangkut di ginjal.akan meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan.

2.5        Pathway
2.6        Faktor Pencetus dan Faktor Prtedisposisi
Faktor predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi.
Endokarditi infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik dengan fibrilasi dan gagal jantung.Infeksi sering pada katub mitral dan katub aorta.Penyakit jantung bawaan yang terkena endokarditis adalah penyakit jantung bawaan tanpa ciyanosis, dengan deformitas katub dan tetralogi fallop. Bila ada kelainan organik pada jantung, maka sebagai faktor predisposisi endokarditis infeksi adalah akibat pemakaian obat imunosupresif atau sitostatik, hemodialisis atau peritonial dialisis, serosis hepatis, diabetis militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit ginjal, lupus eritematosus, penyakit gout, dan penyalahan narkotik intravena.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik dan radang saluran pernapasan.

2.7        Komplikasi
1.                  Gagal jantung.
2.                  Emboli.
3.                  Aneurisma nekrotik.
4.                  Gangguan neurologi

2.8        Pemeriksaan Penunjang
1.                  Laboratorium
a.       Darah.
b.      Lekositosis tinggi.
c.       Anemia normrkromnormositer.
d.      LED tinggi.
e.       Ig serum tinggi.
f.       Uji fraksi gamaglobulin bertambah.
g.      Total hemolitik komplemen & komplemen C³ dalam serum menurun.
h.      Kadar bilirubin darah tinggi.
2.                  Urine
a.       Proteinuria .
b.      Hematuria secara mokroskapis.
3.                  EKG
Menunjukkan perluasan infeksi ke otot jantung.
4.                  Ekokardiografiuntuk :
a.       Melihat vegetasi pada kutub aorta.
b.      Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium.
c.       Mencari penyakit yang menjadi faktor predisposisi endokarditis.
d.      Penutupan katub mitral.
5.                  Pemeriksaan rontgen.
Untuk melihat adanya klasifikasi pada katub.

2.9        Penatalaksanaan
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang diperkirakan sensitif terhadap mikroorganisme yang diduga.Bila penyebabnya streptokokus viridan yang sensitif terhadpa penicillin G, diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari selama 4 minggu, parenteral untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan parenteral / peroral penicillin V karena efek sirnegis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu .  Kuman streptokokous fecalis (post operasi obs-gin) relatif resisten terhadap penisilin sering kambuh dan resiko emboli lebih besar  oleh karena itu digunakan penisilin bersama dengan gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2 - 3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan dosis 6 - 12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6 minggu. Bila kuman resisten dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif diberikan obat golongan aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering dikombinsaikan dengan sefalotin, sefazolia 2 - 4 gr/hari , ampisilin  dan karbenisilin. Untuk penyebab jamur  dipakai amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150 mg/Kg BB per hari peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi. Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak dapat diatasi oleh obat biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan dengan antibiotik penting sekali mengobati penyakit lain yang menyertai seperti : gagal Jantung . Juga  keseimbangan elektrolit, dan  intake yang cukup .























            BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

3.1        Pengkajian
3.1.1.Data Demografi/ identitas
1.     Umur (usia > tua)
a.       Murmur jantung
b.      Aritmia
c.       Tekanan darah mneingkat
d.      Nadi perifer cenderung lemah
e.       Intoleransi aktivitas
2.     Pekerjaan
a.       Pekerja berat
b.      Stress tinggi
3.     Lingkungan/ tempat tinggal
a.       Mempengaruhi pola hidup dan konsumsi makanan

3.1.2     Pengkajian data dasar
1.   Riwayat atau adnya factor- factor resiko:
a.       Penyakit jantung bawaan
b.      Riwayat bedah jantung
c.       Pemakaian obat-obatan intravena yang sembarangan
d.      Prosedue diagnosa kardiovaskuler sebelumnya yang bersifat    invasive

2.   Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian status kardiovaskuler dan survei umum kemungkinan menunjukkan :
a.       Tiga kelompok besar anemia, demam intermitten dan murmur systole(dengan stenosis aorta infusiensi tricuspid atau infusiensi mitral) atau murmur diastolic (dengan isufiensi aorta stenosis tricuspid atau stenosis mitral)
b.      Atralgia
c.       Anoreksia dan kehilangan berat badan
d.      Lelah
e.       Spelenomegali
f.       Lesi vaskuler
a)      Nodus osler (nyeri, adanya nodul merah dikulit)
b)      Lesi janeways (datar, tidak ada nyeri, bintik- bintik merah yang ditemukan ditelapak kaki dan ditelapak tangan yang menjadi pusat karena tekanan)
c)       Ptekia
d)     Gejala gagal jantung

3.   Pemeriksaan diagnostic
a.       Kultur darah positif untuk infeksi organism
b.      JDL menunjukkan leukositosis, Hb, hematokrit, dan SDM dibawah batas normal
c.       Laju sedimen eritrosit(ESR) meningkat, menggambarkan adanya peradangan
d.      Urinelasis AU menunjukkan hematuria dan proteunaria positif
e.       Sinar X dada mendeteksi gagal jantung kongestif dan hipertropi jantung
f.       EKG untuk mengkaji gagal jantung dan aritmia
g.      Ekokardiogram untuk menentukan luasnya kerusakan katup
h.      Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi isoenzim MB tidak   ada
i.        Angiografi: dapat menunjukkan stenosis katup dan regurtasi/ penurunan gerak dinding
j.        Sinar X dada: dapat menunjukan pembesaran jantung, infiltrsi pulmonal
k.      JDL : dapat menunjukkan infeksi akut/ kronis anemia
l.        Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan jamur penyebab
m.    LED: umumnya meningkat
n.      Titer ASO: peninggian pada demam reumatik(kemungkinan pencetus)
o.      Titer ANA: positif pada penyakit antonium missal: SLE(kemungkinan pencetus)
p.      Perikardiosintesis: cairan pericardial dapat diperiksa untuik etiologi, infeksi, seperti bakteri, tuberkolosis, infeksi virus, atau jamur, SLE, penyakit rheumatoid, keganasan

4.    Kajian perasaan pasien dan masalah- masalah tentang kondisi sesudah distress cardiopulmonal

3.1.3     Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri (akut) dapat dihubungkan dengan:
a.    Inflamasi miokardium atau pericardium
b.   Efek- efek sistemik dari infeksi
c.    Iskemia jaringan(miokardium)
Kemungkinan di buktikan dengan:
a.    Nyeri dada, penyebaran ke leher/ punggung
b.   Nyeri sendi
c.       Nyeri meningkat dengan inspirasi dalam, gerakan aktivitas, posisi
d.      Demam, menggigil

2.      Intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan:
a.    Inflamasi dan degenerasi sel-sel otot moikard
b.   Pembatasan pengisian jantung/ kontraksi ventrikel,penurunan curah jantung
c.    Toksin dari organisme penginfeksi
Kemungkinan dibuktikan oleh:
a.    Keluhan kelemahan/ keletihan/ dispnea dengan aktivitas
b.   Perubahan dalam tanda- tanda karena aktivitas
c.    Tanda- tanda GJK

3.      Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap factor resiko dapat meliputi :
a.    Akumulasi cairan dalam kantung perikardia (perikarditis)
b.   Stenosis/ insufisiensi katup
c.    Penurunan atau konstriksi fungsi ventrikel
d.   Degenerasi otot jantung
Kemungkinan dapat dibuktikan oleh:Tidak dapat diterapkan adanya tanda- tanda dan gejala- gejala membuat diagnosa actual

4.      Perfusi jaringan, perubahan, resiko tinggi terhadap faktor resiko meliputi:Emboli trombus/ vegetasi katup sekunder terhadap endocarditis.
Kemungkinan dibuktikan oleh:Tidak diterapkan adanya tanda- tanda dan gejala- gejala membuat diagnosa actual

5.      Kurang pengetahuan tentang kondisi/ pengobatan dapat di hubungkan dengan :Kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan atau komplikasi
Kemungkinan di hubungkan dengan:
a.    Permintaan informasi
b.   Kegagalan membaik
c.    Terulangnya/ komplikasi yang dapat dicegah

3.1.4     Intervensi
1.      Diagnosa keperawatan: Nyeri (akut) dapat dihubungkan dengan :
a.     Inflamasi miokardium atau pericardium
b.   Efek- efek sistemik dari infeksi
c.    Iskemia jaringan(miokardium)
INTERVENSI / TINDAKAN
RASIONAL
Mandiri :
Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan factor pemberat atau penurun. Perhatikan penunjuk nonverbal dari ketidak nyamanan. Misalnya: berbaring dengan diam atau gelisah, tegang otot, menangis.
Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan. Misalnya: perubahan posisi, gosokan punggung, penggunaan kompres panas/ dingin, dukungan emosional, berikan aktivitas hiburan yang yang tepat
Kolaboratif : Berikan obat- obat sesuai indikasi: agen nonsteroid mis, indometasin(indocin); ASA(aspirin), antipiretik mis; ASA/ asetaminofen (Tylenol) steroid Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi

Nyeri perikarditis secara khas terletak subternal dan dapat menyebar keleher dan punggung. Namun ini berbeda dari iskemia miokard/ nyeri infrak, pada nyeri ini menjadi memburuk pada inspirasi dalam, gerakan, atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak/ membungkuk. Catatan : nyeri dada dapat atau mungkin tidak menyertai endokarditis dan miokarditis, tergantung adanya iskemia.
Tindakan ini dapat menurunkan emosional pasien.
Mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respon inflamasi
Untuk menurunkan demam dan meningkatkan kenyamanan.
Dapat diberikan untuk gejala yang lebih berat Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk ambilan untuk menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan iskemia.


2.      Diagnosa keperawatan : intoleransi aktivitas dapat di hubungkan dengan :
a.    Inflamasi dan degenerasi sel- sel otot miokard
b.   Pembatasan pengisian jantung / kontraksi ventrikel, penurunan ventrikuler, penurunan curah jantung, toksin dari organisme penginfeksi.
INTERVENSI/ TINDAKAN
RASIONAL
Mandiri :
Kaji respon pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya dan perubahan dalam keluhan kelemahan, keletihan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas. Pantau frekuensi/ irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum/ setelah aktivitas dan selama diperlukan. Pertahankan tirah baring selama priode demam dan sesuai indikasi. Rencanakan perawatan dengan priode istirahat/ tidur tanpa gangguan. Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas. Evaluasi respons emosional terhadap situas/ berikan dukungan.
Kolaborasi : Berikan oksigen suplemen.


Miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel- sel miokardial, sebagai akibat GJK. Penurunan pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan pengumpulan cairan dalam kantung pericardial bila ada perikarditis. Akhirnya, endokarditis dapat terjadi dengan disfungsi katup, secara negative mempengaruhi curah jantung.
Membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas. Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut dari perikarditis/ endokarditis. Catatan: demam meningkatkan kebuuhan dan kebutuhan oksigen, karenanya meningkatkan kebutuhan dan konsumsi oksigen, karenanya meningkatkan beban kerja jantung dan menurunkan toleransi aktivitas.
Memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional. Saat inflamasi/ kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktifitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanent/ terjadi komplikasi. Ansietas akan ada karena inflamasi/ infeksi dan respon jantung (fisiologis), serta derajat takut pasien serta kebutuhan ketrampilan koping emosional diakibatkan oleh potensial penyakit yang mengancam hidup (psikologis). Dorongan dan dukungan akan diperlukan untuk mengatasi frustrasi terhadap tinggal dirumah sakit yang lama. Peningkatan ketersediaan oksigen untuk ambilan miokard untuk mengimbangi peningkatan konsumsi oksigen yang terjadi dengan aktivitas.

3.      Diagnosa keperawatan : curah jantung, penurunan, risiko tinggi terhadap factor resiko dapat meliputi :
a.    Akumulasi cairan dalam kantung pericardia(perikarditis)
b.   Stenosis/ insufisiensi katup
c.    Penurunan/ kontriksi fungsi ventrikel
d.   Degenerasi otot jantung

INTERVENSI/ TINDAKAN
RASIONAL
Mandiri:
Pantau frekuensi/ irama jantung
Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/ muffled tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4.
Dorong tirah baring dalam posisi semi fowler. Berikan tindakan kenyamanan, missal :gosokan punggung dan perubahan posisi, dan aktivitas hiburan dalam toleransi jantung. Dorong penggunaan teknik menejemen stres, missal: bimbingan imajinasi, latihan pernafasan. Selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, peningkatan CVP/ DVJ, perubahan tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran. Kolaborasi: Berikan oksigen suplemen. Berikan obat- obatan sesuai indikasi, missal: digitalis, diuretic. Antibiotic/ antimicrobial intravena Bantu dalam perikardiosentesis darurat.Siapkan pasien untuk pembedahan, bila diindikasikan.
Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk meningkatkan curahnya berespons pada demam, hipoksia, dan asidosis karena iskemia. Memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi, missal: GJK, tamponade jantung. Menurunkan kerja jantung, mrmaksimalkan curah jantung
Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian. Perilaku yang bermanfaat untuk mengontrol ansietas, meningkatkan relaksasi, menurunkan beban kerja jantung. Manifestasi klinis dari tamponade jantung yang dapat terjadi pada perikarditis bila akumulasi cairan/ eksudat dalam kantung pericardia membatasi pengisian dan curah jantung. Manivestasi klinis dari GJK yang dapat menyertai endokarditis (infeksi / disfungsi katup) atau miokarditis (disfungsi otot miokard akut). Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk fungsi miokard dan untuk menurunkan efek metabulisme anaerob, yang terjadi sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis. Dapat diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan menurunkan kerja jantung pada adanya GJK (miokarditis). Diberikan untuk mengatasi pathogen yang teridentifikasi (endokarditi/ perikarditis, miokarditis), yang mencegah keterlibatan/ kerusakan jantung lebih lanjut. Prosedur dapat dilakukan ditempat tidur untuk menurunkan tekanan cairan disekitar jantung, yang dapat dengan cepat memperbaiki curah jantung (perikarditis). Penggantian katub mungkin perlu untuk memperbaiki curah jantung (endokarditis). Perikardektomi mungkin diperlukan karena akumulasi cairan pericardial berulang atau jaringan parut dan kontriksi fungsi jantung (perikarditis).

4.      Diagnosa keperawatan : perfusi jaringan, perubahan, risiko tinggi terhadap factor meliputi :
a.    Embolisasi thrombus / vegetasi katup sekunder terhadap endokarsitis.
INTERVENSI/ TONDAKAN
RASIONAL
Mandiri :
Observasi ekstrimitas terhadap pembekakan, eritmia.
Perhatikan nyeri tekan/ nyeri, tanda hormone positif.
Indicator yang menunjukkan embolisasi sistemik pada otak.
Ketidakaktifan/ tirah baring lama mencetuskan stasis vena., meningkatkan risiko pembentukan trombosis vena.
Observasi hematuria, disertai dengan nyeri punggung/ pinggang, oliguria.
Perhatikan keluhan nyeri pada abdomen kiri atas yang menyebar ke bahu kiri, nyeri tekan local, kekakuan abdominal.
Tingkatkan tirah baring dengan tepat.
Dorong latihan aktif/ Bantu dengan rentang gerak sesuai toleransi.
Kolaborasi:
Berikan/ lepaskan stoking antiembolisme sesuai indikasi.
Berikan antikoagulan, contoh: heparin, warfarin(coumadin).
Menandakan emboli ginjal.
Dapat menandakan emboli splenik.
Dapat membantu mencegah pembentukan atau migrasi emboli pada pasien dengan endokarsitis. Tirah baring lama (sering diperlukan untuk pasien dengan endokarditis dan miokarditis), namun, membawa risikonya sendiri tentang terjadinya fenomena tromboembolik.
Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran balik vena, karenanya menurunkan resiko pembentukan trombus. Penggunaannya controversial, tetapi dapat meningkatkan sirkulasi vena dan menurunkan risiko pembentukan thrombus vena supervisia l / dalam. Heparilamin dapat digunakan secara profilaksis bila pasien memerlukan tirah baring lama, mengalami sepsis atau GJK dan atau sebelum atau sesudah bedah penggantian katup. Catatan : Heparin kontraindikasi pada perikarditis dan tamponade jantung caumaden adalah obat pilihan untuk tera[pi setelah pengganti katup jangka panjang, atau adanya thrombus perifer.

5.      Diagnosa keperawatan : kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), tentang kondisi / pengobatan dapat dihubungkan dengan :
a.    Kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengeluaran pengulangan atau komplikasi.
INTERVENSI/ TINDAKAN
RASIONAL
Mandiri:
Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarkan untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/ berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh demam, peningkatan nyeri dada tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Anjurkan pasien/ orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat, kebutuhan diet/ pertimbangan khusus aktivitas yang diizinkan/ dibatasi.
Kaji ulang perlunya antibiotik jangka panjang/ terapi antimicrobial.
Diskusikan penggunaan antibiotic profilaksis.
Identifikasi tindakan pencegahan endokarditis seperti:
Pembersihan mulut dan perawatan gigi yang baik.
Hindari orang yang mengalami proses infekasi(khususnya pernafasan).
Pilih metode KB yang tepat(untuk pasien wanita)
Hindari penggunaan obat narkotik IV. Tingkatan praktek kesehatan seperti nutrisi yang baik, keseimbangan antara aktivitas/ istirahat, pantau status kesehatan sendiri dan melaporkan tanda infeksi. Berikan imunisasi, contoh vaksin influenza sesuai indikasi. Identifikasi dukungan individu/ sumber yang tersedia pasca pulang untuk memenuhi perawatan/ kebutuhan pemeliharaan di rumah. Tekankan pentingnya evaluasi perawatan medis teratur, anjurkan pasien membuat perjanjian. Identifikasi factor resiko pencetus yang dapat dikontrol pasien, contoh: penggunaan obat IV(endokarditis) dan penganan masalah.
Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan, dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/ gejala yang menunjukkan kekambuhan/ komplikasi.


Infirmasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program terapiutik, mencegah komplikasi. Perawatan dirumah sakit lama/ pemberian antibiotik IV/ antimikrobial perlu sampai kultur darah negative/ hasil darah lain menunjukkan tak ada infeksi. Pasien dengan riwayat demam reumatik berisiko tinggi untuk kambuh dan biasanya memerlukan profilaksis antibiotic jangka panjang. Pasien dengan masalah katup yang tidak mengalami riwayat demam reumatik memerlukan perlindungan antibiotic jangka pendek untuk prosedur yang menyebabkan pemindahan bakteri. tonsilektomi dan/atau adenoidektomi,

Prosedur bedah/biopsi mukosa pernapasan, bronkoskopi, insisi/ drainase jaringan terinfeksi dan prosedur GI/GU, melahirkan. Bakteri umumnya ditemukan dimulut dapat masuk dengan mudah kesirkulasi sitemik melalui gusi. Terjadinya infeksi, khususnya pernapasan streptokokal/pneumokokal atau influenz. Meningkatkan risiko keterlibatan jantung. Penggunaan IUD telah dihubungkan dengan peningkatan risiko proses inflamasi/ infeksi pelvis.
Menurunkan resiko masuknya pathogen langsung kesistem sirkulasi. Kekuatan system imun dan tahanan terhadap infeksi. Menurunkan risiko mengalami infeksi berat yang dapat menimbulkan infeksi jantung. Ketidaktoleransian terhadap aktivitas dapat mengganggu kemampuan pasien melakukan tugas yang dibutuhkan Pemahaman alasan untuk pengawasan medis dan rencana untuk/penerimaan tanggung jawab untuk evaluasi menurunkan risiko kambuh/ komplikasi. Pasien mungkin bermotivasi dengan adanya masalah jantung untuk mencari dukungan untuk menghentikan penyalahgunaan obat/ perilaku merusak.


3.1.5     Implementasi
Pelaksanaan pada pasien dengan penyakit endokarditis antara lain sebagai berikut:
a.    Melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana yang telah dilakukan konsulidasi.
b.   Ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat
c.    Keamanan dan kenyamananfisik serta psikologisnya harus dilindungi
d.   Dokumentasi dan interensi serta respon klien terhadap tindakan medis dan keperawatan yang telah dilakukan.

3.1.6     Evaluasi
1.      Nyeri (akut)
Hasil yang diharapkan:
a.    Mengidentifikasi metode yang memberi penghilangan
b.   Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol
c.    Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas pengalih sesuai indikasi untuk situasi.

2.      Intoleransi aktivitas
Hasil yang diharapkan:
a. Melaporkan/ menunjukkan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas
b.Mendemonstrasikan penurunan tanda fisiologis intoleransi
c. Mengungkapkan pemahaman tentang pembatasan terapiutik yang dipelukan
3.      Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap
Hasil yang diharapkan:
a.       Melaporkan/ menunjukkan penurunan episode dispnea, angina, dan disritmia.
b.      Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung
4.      Perfusi jaringan, perubahan, risiko tinggi terhadap
Hasil yang diharapkan :
a.    Mempertahankan/ mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara individual. Missal : mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering, nadi perifer ada/ kuat, masukkan/ haluaran seimbangan
5.   Kurang pengetahuan(kebutuhan belajar) tentang kondisi/ pengobatan.
Hasil yang diharapkan:
a.    Menyatakan pemahaman tentang proses inflamasi, kebutuhan pengobatan, dan kemungkinan komplikasi
b.   Mengidentivikasi/ melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan perilaku untuk mencegah terulangnya/ terjadinya komplikasi.


BAB IV
PENUTUP
4.1     KESIMPULAN
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel.Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri.Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium.













DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Joewono, Boedi Soesetyo. 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Jakarta: Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovasculer. Jakarta: Salemba Medika
Rilantono, Lily Ismuldiati . 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Idonesia.
Smeltzer C suzanne, Bare Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah..Jakarta : EGC
Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika